Pekanbaru (ANTARA) - Satgas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan Provinsi Riau kesulitan memadamkan api di lahan gambut di Kabupaten Siak akibat sumber air mengering.
Kepala Manggala Agni Daops Siak, Ihsan Abdillah ketika dihubungi Antara dari Pekanbaru, Sabtu, mengatakan upaya pemadaman dari darat sulit memperoleh sumber air. Petugas sudah melakukan penyekatan api dan mencoba membuat embung sebagai sumber air, namun air sangat minim didapatkan.
"Sumber air tidak ada dan sebagian dibuat embung tetapi airnya tidak banyak sehingga menyulitkan petugas, ditambah lagi yang terbakar ini gambut dalam," kata Ihsan.
Ia mengatakan lokasi kebakaran di Desa Sri Gemilang Kecamatan Koto Gasib, Siak, berada di gambut dengan kedalaman lebih dari dua meter. Tiupan angin yang berubah-ubah juga menyulitkan petugas dalam proses pemadaman.
"Saat ini tim masih melanjutkan pemadaman hari ke-7, tim gabungan darat dan udara berusaha keras untuk melakukan penyekatan agar kebakaran tidak meluas," katanya.
Ia mengatakan kehadiran helikopter yang menjatuhkan bom air dari udara cukup membantu proses pemadaman tim darat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Siak, Syafrijalmengatakan Karhutla yang melanda daerah itu dalam sepekan terakhir ini sudah mencapai luas sekitar 30 hektare. Cuaca juga kering dan tidak ada hujan api terus menyebar di dalam permukaan lahan gambut.
Tim gabungan di darat terus melakukan pemadaman yang terdiri dari unsur BPBD, Manggala Agni, TNI/Polri dan Masyarakat Peduli Api (MPA). Menurut dia, secara keseluruhan lebih kurang sudah 30 hektare yang terbakar, dan sebagian besar lokasi masuk konsesi perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Petugas Manggala Agni di lapangan, Ezwin Eko Sutarma mengatakan lahan yang terbakar adalah tanah gambut yang cukup dalam. Kedalamannya itu mencapai tiga sampai empat meter sehingga harus benar-benar dipadamkan sampai bawah tanah.
"Untuk melakukan pemadaman lanjutnya kendala utama yakni air. Pasalnya embung yang sangat kecil sehingga satu kali sedot sudah habis. Akibatnya petugas harus bekerja pindah-pindah mencari sumber air kira-kira sehari tiga kali," ujarnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menyatakan jumlah titik panas yang jadi indikasi awal kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau melonjak jadi 53 titik, pada Sabtu sore.
"Jumlahnya bertambah dibandingkan pagi tadi ada 35 titik," kata Staf Analisis BMKG Statsiun Pekanbaru, Bibin kepada Antara di Pekanbaru, Sabtu.
Hasil pencitraan satelit Terra Aqua pada pukul 16.00 WIB menunjukkan ada 53 titik panas (hotspot) yang tersebar di Riau. Paling banyak berada di Pelalawan, yakni 27 titik. Kemudian ada juga di Bengkalis sebanyak tujuh titik, Siak enam titik, Inhil lima titik, Inhu dua titik, dan masing-masing satu titik di Kepulauan Meranti, Rohil, Kampar, Kuansing, dan Rohul.
Menurut Bibin, dari jumlah tersebut ada 25 titik yang tingkat keakuratan (level of confidence) di atas 70 persen. Kemungkinan besar itu merupakan titik api Karhutla.
Baca juga: Jumlah titik panas di Provinsi Riau melonjak jadi 53, begini penjelasannya
Baca juga: Satgas Karhutla Riau fokus pemadaman kebakaran di Siak dan Pelalawan, begini penjelasannya
Berita Lainnya
Cegah karhutla, RAPP tingkatkan kemampuan 52 Ranger 5 kabupaten di Riau
17 December 2024 11:59 WIB
BBMKG: Terpantau 28 titik panas di sejumlah wilayah Sumatera Utara
28 October 2024 17:01 WIB
72 titik panas terpantau Riau, asap karhutla mulai tercium
28 October 2024 14:18 WIB
Gunung Semeru alami erupsi lagi dengan letusan hingga 800 meter
28 October 2024 12:09 WIB
Pemerintah pastikan pengendalian kebakaran hutan dan lahan terutama wilayah prioritas
24 October 2024 17:01 WIB
25 hektare lahan di Kubu Rohil terbakar
23 September 2024 21:03 WIB
BPBD Riau luncurkan desa tangguh bencana atasi karhutla
12 September 2024 4:46 WIB
13 helikopter dan pesawat antisipasi karhutla di Riau
06 September 2024 8:51 WIB