Sanggar Tasek Seminai Siak juarai sejumlah kategori Parade Tari Riau

id putri kaca mayang, tari siak, pemkab siak

Sanggar Tasek Seminai Siak juarai sejumlah kategori Parade Tari Riau

Penampilan Sanggar Tasek Seminai.(Antaranews/Bayu AA)

Siak (ANTARA) - Sanggar Tasek Seminai dari Kabupaten Siak berhasilmencuri perhatian para pengunjung karena membawa pulang piala pada beberapa kategori dalam Iven Parade Tari Tingkat Provinsi Riau, Sabtu malam (20/07).

"Alhamdulillah, kita mendapat juara di kategori penata terbaik II, musik terbaik I, penata rias dan busana terbaik III dan penyaji terbaik II,"Ketua Sanggar Tasek Seminai, AndrioSaputra di Siak, Minggu.

Pada tahun ini, kata dia, Kabupaten Siak mengirimkan 23 penari dan pemusik terbaik. Tema tari yang ditampilkan adalah peninggalan sejarah yangjauh sebelum adanya Kerajaan Siak yakni Gasib di mana ada seorang putri raja yang cantik jelita, Putri Kaca Mayang.

Andrio mengatakan karya ini lebih mengedepankan tentang konflik batin yang dirasakan sang putri. Kondisinya merasa terkungkung dan sedih karena peristiwa yang sedang dialaminya yang ingin memberontak namun tak ia mampu.

Angan Putri Kaca Mayang untuk kembali ke Tanah Gasib setelah diculik Raja Aceh seakan mustahil. Walau akhirnya ia berhasil kembali meski dalam keadaan sudah tidak bernyawa lagi.

Berdasarkan cerita itu karya ini digarap dalam tatanan gerak Melayu yang masih berkembang di Riau hingga saat ini, seperti lenggang dan silat, serta didukung oleh properti berupa rangkaian bambu membentuk segitiga.

"Ini merupakan simbol dari konflik yang saling terkait antara tiga insan yaitu Putri Kacang Mayang, Raja Aceh dan Raja Gasib. Kini makam Putri Kacang Mayang telah menjadi salah satu destinasi wisata yang cukup sering dikunjungi di kabupaten siak," jelas Andrio yang akrab dipanggil Papa Doyok ini.

Terkisah kecantikan Putri Kaca Mayang yang tiada tara telah terdengar di segala penjuru negeri. Hal ini menimbulkan hasrat para raja-raja di zaman itu untuk mempersunting sang putri untuk dijadikan permaisuri, termasuk Raja Aceh.

Prahara dimulai ketika Raja Aceh mengutus panglimanya untuk masuk meminang sang putri di Kerajaan Gasib. Namun, pinangan ini ditolak sehingga membuat Raja Aceh begitu murka sehingga Putri Kaca Mayang diculik hingga sampai ke Tanah Aceh.

Menyiasati hal ini Raja Gasib tidak tinggal diam, dan diutus lah seorang panglima bernama Jimbam untuk merebut dan membawa kembali sang putri. Usaha untuk menumpaskan raja Aceh berhasil dilakukan, hanya saja takdir berkata lain.

Kondisi sang putri terlalu lemah dan akhirnya dalam perjalanan pulang, sang putri menghembuskan nafas terakhir. Jasadnya di masukkan ke dalam peti kaca, hingga tiba di Kerajaan Gasib.

Sanggar Tasek Seminai dicetuskan pada tahun 2009 silam dan puluhan penghargaan dan juara berhasil diraihnya. Diantaranya sempat mendapat Piala Juara I parade tari tingkat provinsi tiga kali berturut-turut mulai tahun 2009-2011 dan telah mengikuti lomba tingkat internasional tahun 2018 lalu.

Baca juga: Menyambangi wisata religi Makam Puteri Kaca Mayang di tengah kebun sawit

Baca juga: Audit Selesai, Bagaimana Perkembangan Kasus Dugaan Korupsi RTH Kaca Mayang?