Pekanbaru (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggencarkan operasi pembersihan jerat di hutan yang membahayakan satwa dilindungi, setelah insiden matinya harimau sumatera Inung Rio.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau, Suharyono di Pekanbaru, Kamis, mengatakan instruksi itu diberikan oleh Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Wiratno untuk seluruh jajarannya.
"Hari ini Dirjen KSDAE memerintahkan jajaran kita turun ke lapangan untuk membersihkan jerat-jerat di dalam hutan yang telah membawa korban satwa liar kita. Pak Dirjen juga minta hasilnya dilaporkan segera kepadanya langsung,” kata Suharyono.
Ia mengatakan BBKSDA Riau sebenarnya sudah melakukan operasi untuk membersihkan jerat di hutan yang menjadi lokasi terjeratnya harimau Inung Rio. Lokasinya berada di kawasan restorasi ekosistem Riau (RER) yang dikelola PT Gemilang Cipta Nusantara (GCN) di Desa Sangar Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau.
“Sampai sekarang operasi itu masih berlangsung,” kata Suharyono sembari menambahkan sudah ada empat jerat yang ditemukan di kawasan itu.
Harimau sumatera (panthera tigris sumatrea) yang diberi nama Inung Rio mati pada 15 April lalu atau hanya 20 hari setelah mendapatkan perawatan di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera di Dharmasraya (PR-HSD), di Provinsi Sumatera Barat. Kematiannya baru terungkap ke publik pada awal Juli ini.
Jerat sling baja sebelumnya juga sudah mematikan tiga harimau sumatera di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau pada 2018. Jerat itu sebenarnya mencengkeram perut induk harimau liar, tapi ternyata di dalam satwa dilindungi itu ada dua janin bayi harimau yang ikut mati.
Pelaku pemasang jerat tersebut berhasil ditangkap dan diadili. Pelaku yang bernama Falalini Halawa, dijatuhi vonis tiga tahun penjara di pengadilan negeri setempat.
Namun, untuk kasus penjeratan terhadap harimau Inung Rio, pelakunya sampai sekarang belum bisa diketahui. Suharyono menjelaskan hasil uji laboratorium menunjukkan kematian Inung Rio akibat tumor. Hal itu berdasarkan hasil uji laboratorium dari Pusat Studi Satwa Primata di Bogor.
Dalam laporan histopatologi terhadap harimau tersebut, lanjutnya, teridentifikasi potongan jaringan yang merupakan bagian dari sebuah tumor yang terdiri atas populasi padat sel-sel tumor epithelia yang tersusun dalam solid sheets ditunjang oleh stroma fibrovaskular.
"Jadi kesimpulannya, Inung mati karena tumor yang ada di bagian mulutnya. Belum sempat diangkat, namun sudah mati duluan," katanya.
Baca juga: Harimau Sumatera Inung Rio mati 15 April, begini penyebab kematiannya
Baca juga: BBKSDA: 3 harimau yang terkam buruh panen akasia hingga tewas di Riau
Berita Lainnya
Harimau Sumatera muncul di perkebunan warga Desa Batang Duku Bengkalis
09 October 2024 13:53 WIB
BBKSDA Riau kosongkan lokasi harimau Sumatera menyerang manusia
20 August 2024 16:19 WIB
Pekerja bibit akasia di Pelalawan diduga dicakar harimau Sumatera
19 August 2024 14:01 WIB
Empat harimau Sumatera melintasi jalan tanah di Pelalawan viral
08 August 2024 11:02 WIB
Video harimau Sumatera di jalan viral, ini kata BBKSDA Riau
11 July 2024 17:07 WIB
"Kucing-kucingan" harimau sumatra itu berakhir masuk di kandang jebak
06 February 2024 15:07 WIB
Harimau sumatera tampakkan diri di Inhu
04 January 2024 13:23 WIB
BKSDA Jambi berhasil ungkap tiga kasus perdagangan kulit Harimau Sumatera
14 November 2023 12:48 WIB