BPOM Pastikan Indomie Di Riau Bebas Pengawet

id bpom pastikan, indomie di, riau bebas pengawet

Pekanbaru, 12/10 (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memastikan mie instant merk "Indomie" yang beredar di Provinsi Riau bebas dari bahan pengawet menyusul ditariknya produk ekspor Indonesia itu di Taiwan.

"Indomie yang beredar di Indonesia dinyatakan aman, karena tidak mengandung bahan pengawet sebagaimana yang ditemukan di Taiwan," ujar Kepala BPOM Riau, Sumaryantha, di Pekanbaru, Selasa.

Produk Indomie yang beredar di Taiwan, akhir pekan lalu ditarik dari pasaran oleh otoritas pemerintah setempat menyusul ditemukan bahan pengawet makanan E218 (Methyl P-Hdyroxybenzoate) yang berbahaya bagi kesehatan.

Departemen Kesehatan Taiwan melakukan penyitaan terhadap produk Indomie yang diproduksi PT Indofood Sukses Makmur Tbk itu karena mengandung Methyl P-Hdyroxybenzoate, bahan yang seharusnya digunakan untuk kosmetik.

Menurut Sumaryantha, kandungan Indomie yang diproduksi dan dipasarkan di dalam negeri berbeda dengan yang diekspor, sebab setiap negara memiliki kebijakan yang berbeda dalam memproteksi kesehatan warganya dari makanan yang dikonsumsi.

Indomie yang beredar di Indonesia diproduksi tidak memiliki kandungan kelembaban udara sehingga zero (nol) jamur dan mikroba pada mie instant, dan kemasan bumbu terpisah yang dibungkus plastik aluminium foil dalam satu kemasan.

Bumbu yang digunakan berasal dari sayur-sayuran yang dicampur dengan penyedap rasa dan sersifat mengental jika dicampur dalam satu wadah bersama mie instant.

"Dengan demikian Indomie aman dikonsumsi, asalkan tidak melewati batas waktu dari tanggal akhir masa kadaluarsa yang tertera pada masing-masing bungkus kemasan produk," jelasnya.

Sehari sebelumnya Kementerian Kesehatan Republik Indonesia hingga kini belum merasa perlu mengeluarkan imbauan kepada konsumen Indomie di Tanah Air terkait penarikan besar-besaran dan pelarangan beredarnya produk itu di Taiwan.

"Belum ada imbauan apa-apa karena kita belum tahu apakah Indomie yang sama dijual di kita. Perlu ditelusuri," ujar Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih.