Tiga Ekor Harimau Mati Hingga September 2010

id tiga ekor, harimau mati, hingga september 2010

Pekanbaru, 1/10 (ANTARA) - Kematian seekor harimau Sumatera di kawasan penyangga Cagar Biosfer Bukit Batu, Bengkalis menambah jumlah daftar hewan buas yang mati di hutan Riau menjadi tiga ekor hingga September 2010.

"Kami mencatat dari yang kami ketahui hingga September 2010 sudah ada tiga ekor harimau yang tewas, termasuk yang mati pada Kamis, (30/9) dalam kerangkeng petugas," ujar Humas World Wildlife Fund (WWFF) Riau Syamsidar di Pekanbaru, Jumat.

Dia menjelaskan, sebelumnya dua dari tiga ekor harimau yang mati karena perburuan dijerat oleh warga di kawasan hutan yang berada di Kecamatan Kuala Cinaku, Kabupaten Indragiri Hilir dan kawasan hutan yang berada di Kabupaten Kuansing.

Sedangkan dalam lima tahun terakhir, organisasi konservasi dunia itu juga mencatat sedikitnya terdapat 50 ekor harimau Sumatera yang memiliki nama latin Panthera tigris sumatrae mati di habitatnya.

Masing-masing enam ekor harimau mati di tahun 2009 dan 2008, kemudian terdapat 11 ekor di tahun 2007, lalu 15 ekor pada tahun 2006 dan sebanyak 12 ekor harimau mati pada tahun 2005.

"Jika kita jumlahkan sejak tahun 2005 hingga bulan September 2010, maka terdapat 53 ekor harimau yang mati baik karena konflik antara manusia versus harimau ataupun akibat perburuan masyarakat," kata dia.

Namun, jelas Syamsidar, kian terancamnya populasi hewan mamalia yang dilindungi itu sebagai akibat dari kegiatan pembukaan lahan yang dilakukan baik perusahaan pemegang izin pengelolaa hutan atau yang dilakukan masyarakat.

Akibat aktivitas ekonomi itu, maka habitat binatang buas berikut ekosistem yang telah ada kian menyempit karena terus berkurang sehingga mengancam nyawa satwa yang juga berhak untuk hidup di alam liar itu.

"Karena habitat menyempit, maka pemburuan terhadap harimau semakin gampang dilakukan sehingga populasi satwa itu terus berkurang," jelasnya.

Dewasa ini, hutan di Riau terus berkurang menyusul terbitnya izin-izin pengelolaan kawasan hutan menjadi industri dan WWF mencatat hutan yang tersisa hanya sekitar 2,6 juta hektare atau sekitar 30 persen luas daratan provinsi itu.

Hutan-hutan yang tersisa di Riau itu termasuk kawasan konservasi Cagar Biosfer Bukit Batu yang menjadi bagian dari Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu juga terdapat sejumlah perusahaan mitra pemasok bahan baku industri kertas Sinar Mas Forestry.

Dalam sepekan terakhir konflik manusia versus harimau Sumatera di kawasan penyangga Cagar Biosfer Bukit Batu, di Dusun Air Raja, Desa Tanjung Leban, Kecamatan Bukit Batu, Bengkalis menyusul ditemukannya seorang warga tewas mengenaskan dan hewan ternak penduduk akibat diterkam harimau.