Harga sawit di Riau turun rp91,89/kg

id sawit, cpo

Harga sawit di Riau turun rp91,89/kg

Perkebunan sawit (Antaranews)

Pekanbaru (ANTARA) - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit Riau periode 6-12 Maret 2019 untuk umur 10-20 tahun sebesar Rp1.470,19/kg atau mengalami penurunan Rp91,89/kg dibandingkan harga seminggu sebelumnya yang tercatat Rp1.562,08/kg.

"Penurunan harga TBS pekebun periode ini disebabkan oleh turunnya harga jual CPO dan kernel dari seluruh perusahaan," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Riau Ferry HC Erna Putra di Pekanbaru, Selasa.

Menurut Ferry, untuk harga jual CPO dari PTPN V mengalami penurunan sebesar Rp360/kg, dari PT Sinarmas Group mengalami penurunan sebesar Rp337,15/kg, dari PT Asian Agri Group mengalami penurunan harga sebesar Rp287,16/kg, dan dari PT. Citra Riau Sarana mengalami penurunan sebesar Rp250/kg dari harga minggu lalu.

Selain itu, untuk harga jual kernel, katanya, dari PT Astra Agro Lestari Group mengalami penurunan harga sebesar Rp208,18/kg, dan dari PT Citra Riau Sarana mengalami penurunan sebesar Rp229/kg dari harga pekan lalu.

"Harga TBS penetapan ke sembilan pada Maret 2019 atau periode 6-12 Maret 2019 mengalami penurunan pada setiap kelompok umur kelapa sawit dengan jumlah penurunan terbesar dialami oleh kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp91,89/kg atau mencapai 5,88 persen dari harga minggu lalu, sehingga harga TBS periode saat ini menjadi Rp1.470,19/kg," katanya.

Ferry mengatakan, untuk faktor eksternal penurunan harga TBS dipengaruhi oleh adanya kenaikan produksi domestik minyak masak di India, sehingga mengakibatkan berkurangnya ketergantungan India terhadap minyak impor.

Padahal India, katanya lagi, merupakan salah satu pengimpor CPO terbesar. Berdasarkan keterangan dari Direktur Eksekutif Solvent Extractors Association of India yang dilansir dari Reuters, produksi rapeseed akan menyentuh rekor 8 juta ton pada tahun ini.

"Akibatnya, ketersediaan minyak rapeseed domestik India akan meningkat lebih dari 1,5 juta ton yang akan menyerap lebih banyak permintaan dari dalam negeri," katanya.

Seperti diketahui, bahwa rapeseed merupakan biji bunga yang dapat diolah menjadi minyak masak, dan dapat menggantikan minyak sawit. Selain itu berkurangnya permintaan dari Eropa dan China juga akan turut membuat keseimbangan fundamental di pasar menjadi timpang.