Wakil Wali Kota Dumai Minta Masyarakat Waspadai DBD

id wakil wali, kota dumai, minta masyarakat, waspadai dbd

Dumai, 21/8 (ANTARA) - Wakil Wali Kota Dumai Agus Widayat meminta masyarakat mewaspadai munculnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan berbagai jenis penyakit kulit akibat curah hujan yang masih tinggi.

"Curah hujan yang masih tinggi berpotensi memunculkan DBD dan penyakit kulit sehingga masyarakat harus mengupayakan pola hidup sehat dan bersih," imbaunya.

Pola hidup bersih menurut Agus dapat dilakukan dengan cara menggalakkan program-program antisipasi penyebaran nyamuk Aedes Aegypti seperti menerapkan program 3M, yakni menguras tempat penampungan air, menutup rapat rapat tempat penampungan air, serta mengubur wadah yang dapat digenangi air.

"Program-program ini harus segera dilakukan agar wabah penyakit DBD tidak melanda lingkungan sekitar kita," paparnya.

Menurutnya, nyamuk itu biasanya hidup dan berkembang-biak di tempat-tempat yang basah atau ada airnya, seperti drainase, kaleng-kaleng dan lubang yang dapat tergenangi oleh air.

Untuk itu, ucapnya, diperlukan sikap saling bertanggung-jawab terhadap lingkungan yang dimulai dari lingkungan rumah dan lingkungan masyarakat sekitar.

"Hidup bersih juga dapat dilakukan bersama-sama atau gotong royong membersihkan berbagai fasilitas umum," ucap pria mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai ini.

Ia menegaskan, fogging atau pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa dan tidak bisa membunuh jentik-jentik nyamuk yang ada di genangan air sehingga gerakan 3M mutlak harus digalakkan.

Ia juga meminta agar mereka yang terkena demam tinggi lebih dari dua hari bisa segera memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat agar diketahui lebih dini terkena DBD atau tidak.

"Penanganan penderita DBD yang sudah mengalami perdarahan akan semakin sulit dilakukan dan bisa mengancam jiwa," katanya.

Sementara untuk wabah penyakit kulit, menurut Agus, biasaya disebabkan oleh kuman-kuman yang berkembang-biak secara sistematis pada daerah dengan ketahanan kelembaban yang cukup tinggi.