Bulog targetkan serap padi 4.000 ton di Riau-Kepri
Pekanbaru (Antaranews Riau) - Perum Badan urusan logistik (Bulog) Divisi regional Riau dan Kepulauan Riau (Kepri) menargetkan untuk menyerap 4.000 ton produksi padi petani setempat pada 2019.
"Target ini kami tetapkan sama dengan tahun lalu mengingat produksi diperkirakan tidak jauh beda," kata Kepala Perum Bulog Divre Riau-Kepri Abdul Muis S Ali kepada Antara di Pekanbaru, Kamis.
Abdul Muis S Ali menjelaskan walau Provinsi Riau dan Kepri bukan daerah penghasil padi, namun untuk menjalankan amanat pemerintah pusat untuk menjaga harga jual di tingkat petani pihaknya harus berupaya memaksimalkan penyerapan.
Baca juga: Stok beras Bulog Riau-Kepri awal tahun capai 27.000 ton
"Walaupun dua provinsi ini bukanlah daerah sentra penghasil gabah, kami akan memaksimalkan serapan beras para petani sehingga target kami bisa tercapai," ujar Muis sapaan pria berkacamata itu.
Diakui Muis, tahun lalu pihaknya hanya menyerap beras petani sebanyak 2.500 ton saja. Jauh dari target yang ditetapkan yakni 4.000 ton. "Karena persoalan harga gabah dan beras di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP)," ujarnya.
Menurutnya, Harga Pembelian Pemerintah terhadap gabah masyarakat masih jauh lebih rendah ketimbang harga pasaran. Artinya petani mampu menjual hasil pertaniannya kepengumpul dari pihak swasta dengan harga lebih tinggi.
HPP 2017 yang ditetapkan Rp7.300 per kilogram. Untuk mengimbangi harga pasaran pembelian beras, sesuai instruksi pemerintah pada 2018 HPP juga telah dinaikkan menjadi Rp8.030 per kilogram.
"Namun belum bisa mengatasi hal itu, karena petani mampu menjual lebih dari itu ke swasta, sehingga lebih memilih mereka," tuturnya.
Meski demikian ditambahkan dia, Bulog tetap komit untuk memantau harga gabah dan beras ditingkat petani terutama musim panen raya.
Dengan demikian saat harga jatuh dan masih sesuai HPP, Bulog akan turun ke lapangan menampung semua panen raya petani agar tidak merugi.
"Saat ini harga gabah di Riau rata-rata di atas Rp5.000/kg dan beras di atas Rp8.800/kg," katanya.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik Provinsi Riau merilis, produksi padi di Provinsi Riau sejak Januari sampai September 2018 mencapai 344 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG).
Kepala BPS Provinsi Riau Aden Gultom menyebutkan, berdasarkan hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA) yang dilakukan BPS, produksi tersebut dihasilkan dari 82,8 ribu hektare lahan sawah yang ada di seluruh daerah di Riau.
Ia menyampaikan, total kemungkinan luas lahan panen yang disurvei berdasarkan KSA, potensi produksi padi di Riau pada bulan Oktober diperkirakan sebesar 1,6 ribu hektar, November 0,76 ribu hektar, dan Desember 8,6 ribu hektar.
Bila angka luas panen Januari sampai September digabung dengan angka perkiraan Oktober sampai Desember total luas lahan panen padi Riau pada tahun 2018 mencapai 93,8 ribu hektare.
"Dengan demikian, perkiraan total produksi padi selama 2018 adalah sebesar 365,3 ribu ton," ujar Aden.
Ia menambahkan, dari jumlah total Produksi padi di Riau selama Januari sampai September 2018 didominasi oleh tiga kabupaten dengan produksi tertinggi terjadi di Kabupaten Indragiri Hilir 109,9 tibu ton, Rokan Hilir 69,6 ton, dan Kuantan Singingi 45,6 ribu ton.
Baca juga: Stok beras Bulog Riau-Kepri awal tahun capai 27.000 ton
Baca juga: Stabilisasi Harga Beras, Bulog Gelontorkan 100 Ton Beras Per Hari Ke Pasar Tradisional