Seorang Siswa SMA Meninggal Tertimpa Tembok Sekolah

id seorang siswa, sma meninggal, tertimpa tembok sekolah

Seorang Siswa SMA Meninggal Tertimpa Tembok Sekolah

Pekanbaru (Antarariau.com) - Seorang siswa SMA Negeri 14 Kota Pekanbaru, Provinsi Riau meninggal dunia setelah tertimpa pagar tembok beton sekolah setinggi dua meter yang roboh pada Rabu pagi sekitar pukul 07.00 WIB tadi.

Kepala Polresta Pekanbaru, Kombes Pol Susanto menjelaskan bahwa insiden memilukan tersebut terjadi tidak di sekolah korban mengenyam pendidikan melainkan terjadi ketika korban sedang mengantar adiknya yang masih duduk di sekolah dasar di SD Negeri 141 Kota Pekanbaru.

Menurutnya korban bernama Yanitra Octavizolli, insiden robohnya tembok sekolah tersebut terjadi saat perempuan 17 tahun itu sedang mengantarkan adiknya bernama Rasyad Agus Triono (11) ke SD Negeri 141 yang beralamat di Jalan Abidin, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru.

"Tiba-tiba pagar SDN 141 roboh hingga meninmpa keduanya. Korban Yanitra meninggal dunia dalam insiden itu sementara adiknya berhasil diselamatkan," tambahnya di lokasi kejadian.

Ia menerangkan insiden ini turut menyebabkan seorang siswa SD Negeri 141 yang saat itu hendak masuk ke pagar sekolah turut menjadi korban. Siswa kelas V bernama William Malaeki (7) mengalami luka parah dan hingga kini masih dalam keadaan kritis.

"Korban William masih dirawat di rumah sakit Syafira Pekanbaru," lanjutnya.

Dari penelusuran di tempat kejadian perkara, sejumlah warga menyebutkan bahwa insiden robohnya tembok tersebut terjadi sekitar pukul 07.00 WIB.

"Jam itu merupakan jam sibuk karena begitu banyak orang tua atau pengantar anak untuk masuk sekolah," kata salah seorang warga yang mengaku akrab disapa Mama Arif.

Perempuan yang keseharian berjualan persis di depan tembok itu mengatakan kejadian tersebut berlangsung begitu cepat. Bahkan dirinya mengaku terkejut ketika pagar sepanjang enam meter dengan tinggi sekitar dua meter itu tiba-tiba ambruk dan mengeluarkan dentuman keras.

"Setelah pagar roboh, saya langsung melihat darah mengalir dari balik tembok. Kami semua sudah berusaha membantu korban namun tak sanggup mengangkat tembok itu. Baru beberapa menit kemudian tiba bantuan dari Damkar dan Polisi," tambahnya.