Dumai, Riau (Antarariau.com) - Badan Restorasi Gambut (BRG) mengalokasikan anggaran Rp2,3 miliar untuk program pembangunan infrastruktur fisik restorasi gambut dan revitalisasi sosial ekonomi masyarakat di Kota Dumai, Provinsi Riau pada 2018 ini.
Kepala BRG Nazir Foead di Dumai, Jumat mengatakan, upaya pembasahan lahan gambut sepenuhnya melibatkan masyarakat setempat sebagai komitmen pemerintah untuk memfasilitasi keinginan masyarakat dalam partisipasi dan diskusi umum.
Nazir pada Kamis (20/9) melakukan "Kick-Off" Restorasi Gambut di Kantor Camat Medang Kampai Kota Dumai
"Untuk Dumai dianggarkan Rp1,5 miliar pembangunan 47 sekat kanal dan Rp800 juta kegiatan revitalisasi sosial ekonomi masyarakat," katanya.
Dijelaskan, Riau termasuk satu dari tujuh provinsi prioritas restorasi gambut, dan BRG sudah menandatangani nota kesepahaman bersama dengan Pemerintah Provinsi Riau tentang perencanaan dan pelaksanaan restorasi gambut pada 14 Juli 2018 di Pekanbaru.
Kick-Off restorasi gambut di Dumai bertujuan juga untuk memantau kemajuan kegiatan pemulihan gambut pada 2018, dan akan melibatkan 60 kelompok masyarakat dalam tugas pembantuan dan penugasan program BRG.
Program infrastruktur restorasi gambut akan dibangun di lahan gambut Kecamatan Medang Kampai dan Bukit Kapur dengan melibatkan lima kelompok masyarakat.
Lokasi pembangunan di antaranya, Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Bukit Kapur sebanyak 10 unit, Kelurahan Teluk Makmur 9 unit dan 28 unit di Kelurahan Mundam Kecamatan Medang Kampai.
Sedangkan upaya pemulihan gambut di Provinsi Riau melibatkan 423 kelompok masyarakat, dan pada 2017 telah dibangun 400 unit sumur bor, dengan 41 unit di Dumai di Kecamatan Medang Kampai, yaitu Desa Mundam, Pelintung, dan Teluk Makmur.
"Pembangunan sekat kanal ini untuk menjaga lahan gambut tetap basah, dan untuk riau pada 2018 anggaran fisik restorasi gambut mencapai Rp34,2 miliar di sejumlah kabupaten kota," katanya.
Masyarakat, lanjutnya, menjadi ujung tombak upaya restorasi gambut di lapangan, dan sebagai garda terdepan dalam upaya pencegahan kebakaran lahan gambut.
BRG menilai agar tidak terjadi kebakaran lahan, gambut perlu dijaga tetap basah dan melaksanakan praktik pembukaan lahan tanpa bakar untuk kegiatan pertanian maupun perkebunan.
Wakil Wali Kota Dumai Eko Suharjo menyebutkan, upaya restorasi merupakan solusi untuk pengendalian dan pemulihan gambut agar tetap basah, dan menyambut baik pembangunan infrastruktur fisik dan bantuan ekonomi bagi masyarakat.
"Pembasahan salah satu solusi untuk memulihkan lahan gambut, dan setelah basah, diharap bisa dimanfaatkan masyarakat untuk lahan produktif, misal pertanian, perkebunan atau peternakan," kata Eko.
Nazir Foead didampingi Deputi Penelitian dan Pengembangan BRG Haris Gunawan. Ikut hadir dalam Kick-Off Restorasi Gambut di Dumai Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Riau Hervin Rizaldi dan jajaran serta sejumlah pejabat daerah setempat.
Berita Lainnya
Kerugian akibat banjir dan longsor di Kabupaten Lebak capai Rp23 miliar
19 October 2022 16:34 WIB
LPSK bayarkan kompensasi senilai Rp23,9 miliar untuk korban terorisme di Sulteng
04 March 2022 12:08 WIB
LPSK bayar kompensasi Rp23,9 miliar untuk 142 korban terorisme di Sulteng
04 March 2022 11:53 WIB
Riau anggarkan bansos Rp23 miliar untuk anak panti
10 October 2021 5:42 WIB
Gubri serahkan bansos Rp23 miliar untuk anak panti se Riau
09 October 2021 6:44 WIB
Didampingi Bupati, Gubernur: Anggaran Untuk Kesehatan Rohil 2018 Rp23 Miliar
15 January 2018 18:20 WIB
Jumlah Kucuran Dana Untuk Madrasah-Ponpes Inhil Mencapai Rp23,4 Miliar
15 March 2017 23:20 WIB
APBD Siak 2017 Mengalami Pengurangan Rp23,9 Miliar Dari Yang Diajukan
20 December 2016 13:15 WIB