PKS Pekanbaru Terbuka Calon Walikota Perempuan

id pks pekanbaru, terbuka calon, walikota perempuan



Pekanbaru,18/7(ANTARA)- Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Keadilan sejahtera (PKS) Pekanbaru, Syamsudin B, di Pekanbaru, Ahad, mengatakan pihaknya terbuka akan calon walikota ataupun wakil walikota perempuan dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) 2011 mendatang.

"Dari hasil rapat majelis syuro DPD Pekanbaru, pihak PKS tidak mempermasalahkan jika suatu saat calon yang dari PKS, disandingkan dengan calon perempuan," tukasnya.

Dikatakannya, hal ini menyusul adanya beberapa nama perempuan yang mulai muncul sebagai calon walikota seperti Septina Primawati Rusli dan Suratiny Sulesdianingrum.

"PKS sudah melakukan komunikasi calon perempuan seperti Septina Primawati Rusli. Jadi atau tidaknya tergantung dari kesepakatan nantinya," ujar Syam.

Ia mengatakan pihaknya sudah mengajukan dua nama, untuk dijadikan calon walikota atau wakil walikota sesuai hasil Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) yang dilangsungkan pada Ahad pagi, yakni Ayat Cahyadi dan Dian Sukheri.

Untuk Ayat Cahyadi yang saat ini duduk sebagai anggota DPRD Riau sebelumnya juga pernah berpasangan dengan Erwandy Saleh pada tahun 2006 lalu. Namun pasangan ini kalah oleh pasangan Herman Abdullah- Erizal Muluk.

"Ayat Cahyadi dipilih kembali menjadi calon walikota ataupun wakil walikota, dikarenakan mempunyai tingkat elektabilitas yang tinggi. Pada pemilihan umum legislatif saja, suara Ayat Cahyadi mencapai 14.000. Jika dipasangkan dengan pasangan lain, PKS optimis bisa memenangkan pemilukada tahun depan," jelasnya.

Sedangkan untuk Dian Sukheri, ia mengatakan calon ini juga mempunyai elektabiitas yang cukup tinggi. Dian dinilai bisa mewakili generasi muda.

"Dua calon ini merupakan hasil penyaringan dari lima nama yang diajukan. Dua calon ini terpilih pada Rapimda yang diikuti 12 DPC dan 58 ranting," tambahnya.

Sementara itu, Ayat Cahyadi, mengaku siap menerima apapun keputusan dari partai. Baik dipasangkan bersama perempuan ataupun tidak.

"Semuanya tergantung keputusan partai, kalau partai menginginkan demikian. Kader harus mengikutinya," jelasnya.

Sebelumnya, PKS terkenal sebagai partai yang identik dengan syariat Islam, dimana jarang menempatkan perempuan sebagai pemimpin.***1***