Pekanbaru, (Antarariau.com) - Tingginya kasus perceraian yang terjadi di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau cenderung dipicu faktor ekonomi selain berbagai sebab lainnya.
"Kasus perceraian itu terjadi karena banyak pasangan tidak mampu bersabar dengan keadaan ekonomi yang sedang mereka hadapi, mereka lebih memilih berpisah," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kuantan Singingi H. Jisman di Kuantan Singingi, Kamis.
Menurut Jisman, keinginan untuk berpisah sering terjadi saat pasangan selalu memperturutkan emosi di dalam keluarga, sedikit-sedikit marah, akhirnya permasalahan semulanya kecil menjadi besar.
Ia mengatakan hadirnya orang ketiga, bahkan yang berkeinginan mendekati salah satu pasangan, baik dari suami atau dari istri menjadi penyebab perceraian.
"Oleh karena itu, dalam pernikahan sedini mungkin niatkan hati untuk senantiasa menjaga diri masing-masing, hanya untuk pasangan yang sah dan halal," katanya.
Mencermati masih banyaknya kasus percerai tersebut, Kemenag memberikan pembekalan pada 30 pasangan yang akan menikah pada Agustus 2018, meliputi pemahaman berumah tangga, pemahaman terhadap hak dan kewajiban pasangan dan lainnya.
Sementara itu, hal-hal yang dapat memperkokoh dan membahagiakan keluarga diantaranya adalah dengan cara meningkatkan kedewasaan berpikir dan bertindak, meningkatkan pemahaman ilmu agama atau kematangan spiritual serta selesaikan permasalahan dengan kepala dingin secara perlahan dan bertahap.
"Jangan menyelesaikan masalah dengan emosi tinggi, ujung-ujungnya yang terjadi adalah permasalahan akan semakin besar dan tidak akan bertemu solusinya. Pasangan senantiasa mengembangkan emosi positif, dan menghindari memperturutkan emosi negatif," katanya.
***4***
Faktor Ekonomi dan Orang Ketiga Pemicu Perceraian di Kuansing, Ini Nasehat Kanwil Kemenag
