Penyebab kasus stunting di Pekanbaru dominan faktor ekonomi, picu kemiskinan

id Puskesmas Rejosari

Penyebab kasus stunting  di Pekanbaru dominan  faktor ekonomi, picu kemiskinan

Kepala Puskesmas Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Mira Susmita. ANTARA/Frislidia

Pekanbaru (ANTARA) - Kepala Puskesmas RejosasiKecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Mira Susmita mengatakan penyebab masih munculnya kasus stunting di Rejosari, dominan faktor ekonomi yang memicu kemiskinan sehingga ibu hamil dan balitanya tidak mendapatkan asupan makanan bergizi.

"Terhadap faktor ekonomi ini pun menimbulkan dampak lanjutanya yakni rendahnya kesehatan lingkungan, dan bahkan ada beberapa tempat yang tidak mempunyai kamar mandi atau MCK, dan buang air besar juga sembarangan," kata Mira Susmita dalam keterangannya di Pekanbaru, Sabtu.

Dia mengatakan, penurunan kasus stunting dipicu oleh faktor lingkungan sangat membutuhkan bantuan dari Perusahaan melalui program corporate social responsibilty (CRS), karena untuk membantu perbaikan lingkungan membutuhkan dana yang besar mendorong percepatan penurunan kasus stunting di kota ini.

Mira menyebutkan, berdasarkan pendataan tahun 2020 pada tujuh kelurahan ditemukan sebanyak 230 kasus stunting, kemudian turun lagi menjadi 48 kasus pada tahun 2021 dengan penetapan lokus tsunting pada enam kelurahan.

"Dengan melibatkan kader dan petugas dari Puskesmas Rejosari, yang terus menerus menggencarkan pendataan maka per 31 Agustus 2021 kasus stunting di Kecamatan Rejosari tinggal menjadi 31 kasus lagi tersebar di delapan kelurahan yang ada di kecamatan Tenayan Raya," katanya.

Kendati sudah turun, katanya, pihaknya tetap gencar melakukan pendataan kembali secara terus menerus dari rumah ke rumah, menimbang berat badan anak di Puskesmas dan memberikan makanan pendamping ASI.

Kasus stunting di daerah ini, katanya diyakini bisa turun lagi, karena semua kader sudah turun dari rumah ke rumah warga apalagi Kota Pekanbaru sudah membentuk Satgas Stunting, dengan melibatkan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

"Dengan demikian anak dalam kondisi kurang gizi dan berat badan rendah akan bisa dipantau secara berkala dan berikutnya diberikan tambahan makanan bergizi disamping ASI. Bahkan melalui pemakaian kontrasepsi yang aman untuk ibu menyusui yakni Pil KB progestin pun diyakini kasus stunting bisa diturunkan lagi," katanya.

Pil KB yang mengandung hormon progestin bisa menjadi salah satu pilihan kontrasepsi bagi ibu yang masih memberikan ASI eksklusif, disamping itu jarak kelahiran anak bisa diatur dan anak bisa tumbuh dengan sehat.