Bengkalis (Antarariau.com) - Pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut atau abrasi mengancam pantai Teluk Papal di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, yang sudah berlangsung beberapa tahun terakhir ini.
"Kalau dibiarkan dikhawatirkan merusak beberapa tanaman dan rumah di sekitar pantai, kata Direktur Eksekutif Lingkaran Hijau Bengkalis (LHB) Tun Ariyul Fikri di Bengkalis, Jumat.
Ia mendesak pemerintah pusat, provinsi dan Pemkab Bengkalis bergerak cepat menangani abrasi sebelum kerusakan meluas.
Abrasi yang terjadi di Desa Teluk Papal sudah sangat mengkhawatirkan dan apabila tidak ada langkah kongkret dalam pencegahannya mengakibatkan semakin banyak daratan yang amblas.
"Laju abrasi yang terjadi di desa Teluk Papal sudah parah. Harus ada kepedulian dan tindakan secepatnya dari pemangku kepentingan di Bengkalis ini guna mencegah terjadinya kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh fenomena alam tersebut," ujar Tun Ariyul Fikri yang akrab disapa David .
Ia menyebutkan, perkebunan masyarakat yang berada di bibir pantai khususnya tanaman kelapa sudah ada yang dihantam gelombang pasang. Hal itu tentu merugikan kepada perekonomian masyarakat disana, termasuk nantinya tidak tertutup kemungkinan pemukiman atau perkampungan warga juga ludes ditelan arus Selat Melaka.
Ia menjelaskan penanaman bibit mangrove atau api-api dinilai cukup efektif dalam menekan laju abrasi di Teluk Papal maupun kawasan lainnya di Kabupaten Bengkalis yang berada di tepi Selat Melaka, karena lebih efisien dari sisi biaya, walau sebenarnya pembangunan turap penahan gelombang lebih bagus.
"Kita merencanakan besok akan turun bersama kawan-kawan dari Pekanbaru untuk melakukan pemantauan dari udara memakai drone, persoalan abrasi seharusnya menjadi persoalan nasional, disamping merusak lingkungan juga mengancam kedaulatan Negara dan harus ditangani dengan maksimal," tambah David.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bengkalis H Arman AA membenarkan kalau laju abrasi di Papal dan kawasan pesisir kabupaten Bengkalis cukup mengkhawatirkan. Namun pihaknya tetap melakukan pola pencegahan supaya tidak terjadi kerusakan lingkungan lebih parah lagi dengan berbagai cara.
"Kerusakan yang ditimbulkan oleh abrasi memang sudah terjadi cukup lama. Kita dari DLH tidak berwenang mengurusi masalah penanganan secara fisik, tapi upaya penyelamatan lingkungan terus dilakukan bekerja sama dengan berbagai kelompok termasuk penanaman bibit mangrove di sejumlah lokasi," kata Arman.
Ia mengatakan, abrasi ini terjadi diseluruh wilayah bibir pantai yang ada di Kabupaten Bengkalis meliputi kecamatan Bengkalis dan Bantan, di Pulau Sumatera tepatnya di Kecamatan Bandar Laksamana meliputi Desa Tanjung Leban, Sepahat, Tenggayun, Api-api dan Bukitbatu.
Selanjutnya di Pulau Rupat terjadi di garis pantai yang terdapat di kecamatan Rupat Utara dan Rupat. Desa-desa yang terkena abrasi di Rupat Utara meliputi Desa Tanjung Medang, Teluk Rhu, Tanjung Punak dan Kadur. Sedangkan di Kecamatan Rupat, Desa Sungai Cingam, Kelurahan Terkul dan Pergam.
"Kita juga mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan seperti tanaman mangrove di sepanjang bibir pantai, peristiwa akibat fenomena alam ini sudah berlangsung puluhan tahun dan sudah banyak kawasan pemukiman dan perkebunan maupun tanah masyarakat dan bibir pantai yang amblas diterjang gelombang, sehingga ada beberapa kawasan yang kita kategorikan ke dalam kawasan kritis," ujar Arman.
Oleh Alfisnardo
Berita Lainnya
Abrasi ancam kedaulatan RI, butuh Rp2,5 triliun bangun penahan abrasi
16 December 2022 13:23 WIB
Abrasi Di Meranti Ancam Keberlangsungan Kopi Liberika
10 November 2016 22:05 WIB
Abrasi Pantai Ancam Permukiman Warga Bengkalis
11 March 2015 20:39 WIB
Abrasi Ancam Sekolah di Rokan Hilir
11 April 2013 18:02 WIB
Abrasi Sungai Siak ancam pemukiman
27 October 2011 21:02 WIB
Abrasi pantai barat ancam kawasan konservasi
30 September 2011 10:53 WIB
Abrasi Ancam Perkebunan Dan Pemukiman Warga Dumai
29 November 2010 16:27 WIB
Abrasi Ancam Desa Di Indragiri Hilir
03 July 2010 9:58 WIB