Abrasi pantai barat ancam kawasan konservasi

id abrasi pantai, barat ancam, kawasan konservasi

Bengkulu, (ANTARARIAU News) - Laju abrasi pantai Barat Sumatera mengancam kelestarian kawasan hutan Cagar Alam Air Rami I register 87 seluas 233 hektare dan Air Rami II register 87 A seluas 38,99 hektare di Kecamatan Air Rami Kabupaten Muko Muko.

"Laju abrasi yang tinggi dan diperparah dengan penebangan dan perambahan liar di kawasan itu membuat dua kawasan konservasi ini terancam hilang," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Amon Zamora di Bengkulu, Jumat.

Saat ini kata dia lebih dari 15 meter daratan di kawasan itu tergerus ombak pantai Barat Sumatra sepanjang satu kilometer dan diperkirakan akan terus memanjang.

Perambahan di kawasan konservasi tersebut dengan menanam kelapa sawit semakin memperparah kondisi hutan yang berfungsi sebagai sabuk pengaman atau "green belt".

"Hilangnya hutan pantai di kawasan itu semakin mempercepat laju abrasi, untuk itu kami berharap masyarakat menyadari fungsi hutan pantai yang begitu penting," tambahnya.

Amon mengatakan laju abrasi pantai Barat Bengkulu sangat tinggi, tapi perambahan kawasan memicu lajunya semakin cepat.

Ia mengatakan perambahan di CA Muko Muko I seluas 230 hektare dan CA Muko Muko II seluas 130 hektare membuat abrasi semakin cepat mengikis kawasan konservasi di pesisir tersebut dan saat ini sudah hilang.

"Kami sudah menyurati Dirjen PHKA meminta masukan langkah yang harus diambil untuk mengatasi laju abrasi itu, apakah dengan membangun penahan gelombang atau upaya lain," tambahnya.

Amon mengatakan, cagar alam yang terbentang sepanjang pesisir pantai merupakan benteng terakhir untuk melindungi vegetasi yang hidup didalamnya dan mengurangi dampak abrasi pantai.

Selain itu kata dia, abrasi yang melanda wilayah itu juga mengancam kelestarian penyu sebab kawasan CA Air Rami merupakan habitat bertelur satwa dilindungi itu.

Sebelumnya Dewan Daerah Walhi Bengkulu Barlian mengatakan laju abrasi yang cukup tinggi tersebut mengancam kelestarian kawasan CA Air Rami yang merupakan habitat bertelur penyu.

"Butuh penanganan serius dan belajar dari pengalaman sebab kawasan Cagar Alam Muko Muko II juga sudah terkikis habis," katanya.

Ia menilai selama ini penanganan abrasi belum serius yang dibuktikan dengan terus menyempitnya daratan di wilayah Bengkulu Utara dan Muko Muko.

"Penanganan abrasi ini belum serius, justru dijadikan proyek berkelanjutan, tidak ada perencanaan yang jelas untuk mengatasi laju pengikisan daratan," tambahnya.

Ia mengatakan abrasi pantai Barat di Bengkulu tidak hanya mengakibatkan daratan terus tergerus, tapi juga mengancam jalur lintas barat Sumatera yang menghubungkan Provinsi Bengkulu dengan Sumatera Barat.

Menurut dia, salah satu penyebab abrasi pantai barat adalah dampak dari penggundulan hutan pantai yang ada di pesisir. Hampir di sepanjang pantai Bengkulu, kata dia, hutan pantai sudah beralihfungsi menjadi perkebunan sawit dan pemukiman.

"Persoalan ini yang tidak dilihat sebagai sesuatu yang memicu laju abrasi semakin tinggi, hutan pantai telah habis dibabat, bahkan sawit sudah sampai ke pinggir pantai," ujarnya.