Pekanbaru (Antarariau.com) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Turbin Intelektual Mahasiswa Universitas Riau, menggelar unjuk rasa di depan Markas Polda Riau di Pekanbaru, Jumat.
Mahasiswa yang berasal dari beragam fakultas di Universitas Riau (Unri) ini mengawali aksi dengan berjalan kaki (longmarch) dari Pustaka Wilayah Soeman HS menuju Mapolda Riau.
Mereka terlihat membawa sejumlah spanduk bertuliskan keprihatinan dan harapan, diantaranya bertuliskan "Usut tuntas kasus terorisme di kampus Unri".
Para mahasiswa membentangkan spanduk itu sambil menyanyikan yel-yel perjuangan mahasiswa.
"UNRI merupakan jantung hati Riau, kita ingin jantung hati kita tetap sehat. Untuk itu penyelidikan atas digerebeknya tersangka teroris tempo lalu harus terus dikembangkan," kata koordinator aksi, Wiriyanto Aswir.
Ia mengungkapkan, ada beberapa tuntutan yang menjadi poin penting dalam aksi yang dilakukan oleh mahasiswa kali ini. Tuntutan itu, diantaranya adalah mendesak Kepolisian RI untuk mengusut tuntas penangkapan teroris dan jaringannya di lingkungan Universitas Riau maupun di perguruan tinggi lainnya.
Mahasiswa juga meminta pertanggungjawaban pimpinan UNRI atas kelalaian pengawasan sehingga adanya radikalisme dan terorisme di lingkungan UNRI.
"Ini bukan cuma tanggung jawab pimpinan fakultas itu, namun juga pimpinan universitas. Kita juga dapat temuan edaran rekanan kerja pimpinan UNRI dengan terduga yang tertangkap. Kita ingin Pollda periksa ini," katanya.
Massa membubarkan diri setelah tuntutan yang dirangkum dalam pernyataan sikap diterima oleh perwakilan dari Mapolda Riau.
Sebelumnya, pada Juni 2018 tiga terduga teroris yang ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri bersama dengan Polda Riau di Kampus UNRI menargetkan meledakan bom di Gedung DPR RI dan DPRD Provinsi Riau.
Kapolda Riau, Irjen Pol Nandang mengatakan tiga terduga teroris masing-masing berinisial Z, D, dan K ditangkap tim gabungan di Gedung Gelanggang Mahasiswa, FISIP, Universitas Riau.
Nandang menyatakan tiga terduga tersebut merupakan alumni dari kampus tersebut.
"Tersangka berinisial D alumni jurusan administrasi negara, K alumni tahun 2004 jurusan ilmu komunikasi, dan Z alumni tahun 2005 jurusan Pariwisata Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau," tutur Nandang.
Dari tangan ketiganya, polisi menyita empat unit bom rakitan yang menurut Nandang memiliki daya ledak tinggi. Selain itu, polisi juga menyita sejumlah serbuk-serbuk bahan pembuat bom dari gelanggang mahasiswa FISIP Unri yang sejatinya merupakan Sekretariat Bersama Kelembagaan Mahasiswa.
Nandang menjelaskan, ketiga terduga teroris itu sengaja menggunakan kampus untuk menutupi jejak mereka, terutama dalam merakit bom.
"Kebetulan barang bukti ini dirakit di Sekretariat Kelembagaan Gelanggang Mahasiwa. Mereka numpang tidur di mes Mapala Sakai selama sebulan (selama perakitan bom)," ujarnya.