Calon Jemaah Terlantar dan Batal Berangkat Umroh, PT Kiblatain disomasi

id calon jemaah, terlantar dan, batal berangkat, umroh pt, kiblatain disomasi

Calon Jemaah Terlantar dan Batal Berangkat Umroh, PT Kiblatain disomasi

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Sebanyak 50 Calon Jemaah Umroh yang berasal dari Provinsi Riau melayangkan somasi kepada travel perjalanan umrah PT Kiblatain Jaya Wisata yang berkantor cabang di Jalan Imam Munandar, Kota Pekanbaru.

Kuasa Hukum Jemaah, Nandi Syukri, SH, MH di Pekanbaru, Sabtu (7/4), mengatakan surat somasi tersebut sudah disampaikan kepada Pihak Kiblatain Jaya Wisata, sebagai langkah hukum awal atas kekecewaan puluhan jemaah karena diterlantarkan saat transit di Kuala Lumpur, dan tidak mendapatkan informasi keberangkatan yang jelas ke Jeddah.

"Kita sudah layangkan somasi atas kekecewaan puluhan jemaah kepada Pihak Kiblatain (pusat maupun kantor cabang Pekanbaru). Dan Senin besok akan ada mediasi antara Jemaah dan agen Travel itu, jemaah ingin adanya kepastian yang berkekuatan hukum mengenai keberangkatkan kembali ke Tanah Suci," kata Nandi Syukri.

Dia mengatakan, Calon Jemaah Umroh meski telah dirugikan, masih menunggu etikad baik dari Pihak Agen penyelenggara umroh tersebut untuk diselesaikan secara kekeluargaan. Namun, jika kedepannya Kiblatain tidak merespon dengan baik tentu pihaknya akan mengambil langkah hukum lanjutan atas kasus itu.

"Klien kami (jemaah) bermaksud mencari perlindungan hukum. Maka masih terbuka untuk diselesaikan secara musyawarah. Nanti atas kerugian yang dialami jemaah, apa yang ditawarkan dari Pihak travel sebagai solusi. Kemudian meminta kepastian keberangkatan kembali, itu langkah awal dulu," sebutnya.

Sementara itu, salah seorang Korban, Hasyim menceritakan kronologi pembatalan keperangkatan jemaah Umroh saat transit di Kuala Lumpur. Sebelumnya, puluhan calon jemaah pun telah melunasi kewajiban atas pembayaran perjalanan umroh sebesar Rp23.5000.000 dengan masa umrah selama 13 hari.

"Itu pada 27 Maret tiba di Pekanbaru (dari Kabupaten). Besoknya kami terbang ke Kuala Lumpur (transit). Nah, disini muncul persoalan itu. Pas pemanggilan, nama kami tidak ada. Kita sudah cek in, kami sudah di ruang tunggu, katanya nomor cek in kami hilang. Pesawat yang akan membawa kami itu tetap berangkat ke Jeddah," terangnya.

Dia bersama jemaah lainnya mencoba meminta konfirmasi kepada pihak PT Kiblatain Jaya Wisata namun tidak ada alasan yang jelas kenapa tiba-tiba terjadi pembatalan keberangkatan. Selama di KL, jemaah menunggu kepastian dua hari dan akhirnya mengambil insiatif untuk pulang ke Kota Pekanbaru.

"Akhirnya kami ambil sikap untuk pulang ke Pekanbaru karena jika berlama-lama tentu keuangan kami akan menipis. Sehari penginapan menggunakan biaya pribadi disana, termasuk saat pulang ke Pekanbaru sebagian biaya tiket pesawat sebesar Rp600 ribu kami tanggung sendiri," sebutnya.

Sesampai di Pekanbaru, dia bersama calon jemaah lainnya mendatangi PT Kiblatain Jaya Wisata. Oleh pihak travel, dikeluarkanlah surat edaran yang isinya, jemaah akan diberangkatkan di Oktober mendatang dan apabila tidak jadi berangkat, maka perusahaan siap bertangungjawab.

"Kata mereka (travel cabang), mereka ditipu oleh perusahaan yang ada di Pusat. Namun kami sayangkan kenapa yang dikeluarkan hanya surat edaran. Kita minta harus ada perjanjian di notaris, tapi mereka tidak bisa menyanggupi," tegasnya.

Dengan demikian, dirinya bersama jemaah lainnya melalui Kuasa Hukumnya mengajukan somasi ke agen tersebut, jemaah ingin adanya kepastian yang berkekuatan hukum tentang keberangkatan kembali ke Tanah Suci, bukan dalam bentuk surat edaran yang telah dikeluarkan.

Juga hadir dalam Konfrensi Pers Anggota DPRD Riau Husaimi Hamidi yang mendesak agar travel tersebut memberikan respon cepat atas kerugian yang dialami jemaah yang batal melakukan ibadah Umroh.

"Yang berangkat ini bukanlah orang-orang kaya, mereka yang mengumpulkan duitnya bertahun-tahun, ada yang sudah tua, ada yang janda menabung dulu buat Umroh. Saya sayangkan peristiwa ini terjadi. Namun saya tunggu etikad baik Kiblatain dalam tiga hari kedepan," sebut Politisi PPP Riau itu.