Pekanbaru, 16/6 (ANTARA) - Puluhan warga RW 07 Kelurahan Kleru Kecamatan Lima Puluh melakukan aksi unjuk rasa, Rabu, meminta pihak Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru menutup PT Banda Teguh Abadi (BTA).
Menurut Ketua RW 07, Pur Tambusai, perusahaan yang bergerak di bidang kontainer ini tidak membawa dampak positif bagi masyarakat, terutama dengan dengan tidak dilibatkannya warga setempat sebagai pekerja di perusahaan tersebut.
"Perusahaan tidak melibatkan masyarakat setempat, dan hanya menempatkan pekerja lokal. Sementara masyarakat setempat hanya bekerja sebagai buruh di pelabuhan Sei Duku," katanya.
Ia juga mengeluh karena perusahaan itu tidak mampu mengangkat perekonomian masyarakat setempat. Padahal, berdasarkan Perda No 4 tahun 2002 tentang Penempatan Tenaga Kerja Lokal disebutkan adanya porsi untuk masyarakat setempat.
"Kenyataannya, masyarakat di sini sudah tiga generasi hanya menjadi buruh," ujarnya.
Selain itu, katanya, masyarakat hanya mendapatkan debu jalanan ketika musim kemarau. Begitu juga ketika musim hujan, warga hanya mendapatkan jalan yang berkubang lumpur, akibat operasional perusahaan itu.
"Ini yang menyulitkan kami. Apalagi ketika anak mau sekolah dan hari hujan, jalan susah dilalui," katanya.
Pihaknya mengaku sudah membicarakan hal tersebut pada perusahaan, namun tidak ditanggapi. Dan akhirnya pihaknya melakukan aksi hingga keempat kalinya pada hari Rabu ini.
"Jika tidak juga dikabulkan, maka kami akan menduduki kantor wali kota ini," ujarnya dengan nada mengancam.
Sementara itu, Wali Kota Pekanbaru, Herman Abdullah, sedang tidak berada di tempat, karena ada kegiatan di kecamatan lain.