Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pengamat ekonomi Universitas Riau (UR) Dahlan Tampubolon mengatakan saatnya masyarakat miliki kesadaran menggunakan bahan bakar Pertalile guna keberlanjutan perawatan kendaraan yang membawa kepada keekonomian jangka panjang.
"Kendaraan yang masih menggunakan karburator, jika pakai premium maka harus mengeluarkan biaya servis Rp25.000-Rp35.000 setiap bulan. Sedangkan jika pertalite masa servis lebih lama menjadi 1,5 hingga 2 bulan, tentu ini lebih irit biaya," kata Dahlan Tampubolon di Pekanbaru, Rabu.
Dahlan Tampubolon menjelaskan Pertalite yang memiliki Research Octane Number (RON) tinggi sehingga kendaraan yang menggunakannya selain awet juga umur pakai menjadi lebih panjang.
Ia memaparkan perhitungan keekonomian antara penggunaan Pertalite dan Premium, dari segi harga walau lebih mahal Rp8.000 perliter di atas premium hanya Rp 6.450 perliter atau lebih murah sekitar 24 persen.
Namun dia menganalisa dilihat dari efisiensinya, menurut beberapa kajian, pertalite lebih efisien 10 persen - 16 persen dibandingkan dengan premium.
"Artinya walaupun harganya lebih mahal 24 persen pengguna pertalite lebih irit 16 persen. Dengan jumlah kilometer jarak tempuh yang sama, biaya yang dikeluarkan pengguna pertalite hanya selisih sekitar 7,12 persen," urainya.
Padahal dengan harga premium yang murah, pengguna tidak memikirkan efisiensi bahan bakar sehingga sering lebih boros, terlihat dari gas buangan yang hitam dan kotor akibat pembakaran yang tidak sempurna. Banyak emisinya yang jelas menambah poluran di udara.
Itulah beberapa tahun lalu sering terjadi banyak mobil yang mogok karena pompa injeksinya rusak akibat menggunakan premium.
"Dampaknya kenderaan yang mogok harus diderek atau memanggil bengkel resmi yang tentunya mau irit malah
kejepit, " tuturnya.
Saat itu masyarakat tidak ada alternatif, karena selisih harga premium dan pertamax relatif lebih besar.
Kini setelah ada Pertalite dengan kualitas mendekati Pertamax dengan selisih harga yang tidak begitu jauh ketimbang manfaat yang diperoleh warga mulai berfikir memilih Pertalite untuk mendapatkan keawetan mesin jangka panjang.
"Apalagi untuk kenderaan roda empat penggunaan premium oleh beberapa pabrikan sudah disarankan untuk ditinggalkan," pungkasnya.
Sementara itu Lusiana (40) mengaku setahun terakhir ia mulai beralih menggunakan Pertalite untuk motor bebek miliknya, guna menjaga keawetan mesin.
"Dulu motor bebek saya sering mati mendadak saat lagi lari kencang, sejak menggunakan Pertalite gak pernah lagi, terus larinya ringan saat ditarik gasnya," ujarnya.
Ia juga mengaku biasanya harus melakukan servis rutin sekali sebulan, kini jadi sekali dua bulan saja cukup.***1***Budi Suyanto
Berita Lainnya
Upaya MMKSI berikan biaya perawatan minimal kendaraan New Xpander
29 November 2021 14:54 WIB
Legislator Pekanbaru Kritisi Perawatan Kendaraan Dinas Pemko
03 April 2017 10:25 WIB
Dukung pertumbuhan industri dan efisiensi, PLN listriki pabrik kelapa sawit di Kampar
30 September 2024 18:03 WIB
Indonesia ajukan sistem energi bersih, transportasi, dan efisiensi untuk NZE
21 August 2024 14:08 WIB
Bank Dunia dorong efisiensi penerimaan pajak dan kualitas belanja negara
24 June 2024 10:45 WIB
Kementerian Perdagangan dorong proses digitalisasi UMKM dan pasar untuk tingkatkan efisiensi
09 March 2023 15:31 WIB
Digitalisasi dorong efisiensi dan produktivitas PHR WK Rokan
11 May 2022 7:48 WIB