Pekanbaru, (Antarariau.com) - Kepolisian Daerah Riau menyatakan akan mendalami kondisi kejiwaan seorang pria terduga pelaku upaya pembakaran Istana Siak yang ditangkap di Kabupaten Siak, Rabu sore.
"Bila perlu harus (diperiksa kejiwaan). Nanti (pemeriksaan kejiwaan menentukan) apakah dia bisa pertanggung jawabkan (perbuatannya) atau tidak," kata Kapolda Riau, Irjen Pol Nandang di Pekanbaru.
Tim gabungan Polda Riau dan Polres Siak menangkap seorang pria bernama Tengku Said Abdullah alias Faisal di Kabupaten Siak. Pria berusia 41 tahun itu diduga sebagai pelaku upaya pembakar Istana Siak pada awal pekan ini.
Nandang berujar, pemeriksaan pelaku akan dilakukan oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau, Kota Pekanbaru. Saat ini polisi masih membawa Faisal dari Siak menuju Pekanbaru.
Nandang melanjutkan pemeriksaan kejiwaan itu menyusul pengakuan pelaku yang mengaku menerima pesan almarhum neneknya untuk membakar Istana Siak. Pemeriksaan kejiwaan itu sendiri akan melibatkan melibatkan psikiater atau dokter spesialis ahli.
Terkait pengakuan pelaku, Nandang menilai bukan hal yang logis. "Bagaimana bisa berkomunikasi seperti itu. Untuk itu nanti kita libatkan psikiater dan psikiater yang menentukan," ujarnya.
Lebih jauh, Nandang memastikan bahwa upaya pembakaran itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau yang saat ini masuk dalam tahapan pendaftaran.
"Tidak ada hubungannya dengan Pilkada," ujarnya.
Nandang memastikan bahwa motif pelaku dalam melakukan upaya pembakaran itu murni karena sakit hati karena dilarang berjualan di salah satu kios dalam komplek istana Siak.
"Karena kecewa, dia melakukan pembakaran," jelasnya.
Nandang membenarkan bahwa Faisal merupakan salah seorang anggota keluarga pewaris Kesultanan Siak Sri Indrapura. Tersangka selama ini diketahui berjualan pada salah satu kios di komplek Istana Siak.
Kekecewaan itu, kata Nandang, disebabkan pelaku yang bernama legkap Tengku Said Abdullah alias Faisal, dilarang berjualan di salah satu kios komplek Istana Siak.
"Tadinya (Faisal) jualan di belakang Istana Siak. Ada kios, dan sekarang dilarang sehingga dia kecewa," tuturnya.