Pekanbaru (Antarariau.com) - Bank Indonesia menyatakan melemahnya konsumsi rumah tangga di Provinsi Riau pada triwulan III-2017 juga berdampak pada penyaluran kredit perbankan didaerah itu.
"Konsumsi rumah tangga yang tumbuh melambat pada triwulan III-2017 ini juga terindikasi dari kredit perbankan, terutama kredit yang berkaitan dengan konsumsi," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau, Siti Astiyah, di Pekanbaru, Senin.
Konsumsi rumah tangga di Provinsi Riau tercatat sebesar 4,26 persen, tumbuh sedikit melemah dibandingkan triwulan II yang sebesar 5,31 persen. Melambatnya konsumsi rumah tangga ini tercermin dari menurunnya Indeks Penghasilan Konsumen (IPK) dan Indeks Perkiraan Pengeluaran (IPP) yang didapatkan dari survei Bank Indonesia.
Berdasarkan data BI Riau, pertumbuhan kredit "durable goods" pada triwulan III-2017 mengalami perlambatan dari sekitar 97 persen menjadi 89 persen pada periode sama tahun lalu (yoy).
"Kredit perbankan lainnya yang pertumbuhannya melambat adalah kredit konsumsi, dimana pada triwulan III-2017 ini tumbuh 9,01 persen dari sebelumnya 9,85 persen pada periode yang sama tahun lalu," katanya.
Berdasarkan survei BI, konsumen menyatakan bahwa penghasilan mereka pada triwulan III-2017 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada akhir bulan Juni, Indeks Penghasilan Konsumen (IPK) mencapai 119,25 dan kemudian turun menjadi 112 pada akhir September.
Sejalan dengan IPK yang turun, konsumen memperkirakan bahwa turunnya pendapatan ini berimbas pada turunnya pengeluaran mereka. Indeks Perkiraan Pengeluaran (IPP) pada akhir September turun ke angka 158 dari 174,75 di akhir Juni 2017.
Meski begitu, ia mengatakan penurunan baik IPK dan IPP pada dasarnya masih relatif kecil dibandingkan dengan kenaikan indeks keduanya pada akhir Maret ke akhir Juni.
"Jika ditinjau dari awal tahun 2017, rerata penghasilan dan perkiraan pengeluaran konsumen Riau masih dalam tren meningkat hingga akhir September," katanya.
Konsumsi listrik menjadi salah satu gambaran melambatnya konsumsi rumah tangga pada triwulan III-2017. Konsumsi listrik untuk rumah tangga dan sosial tumbuh melambat dari 3,4 persen (yoy) pada triwulan II-2017 menjadi 2,76 persen pada triwulan III-2017.
Melambatnya konsumsi rumah tangga ini sejalan dengan beberapa faktor. Pertama, kembalinya tingkat penghasilan rumah tangga pada kondisi "normal" pascaditerimanya Tunjangan Hari Raya (THR) di triwulan II-2017. Meskipun pembayaran gaji ke-13 PNS dilakukan pada Juli 2017, namun peningkatan pendapatan tersebut tidak dirasakan oleh tenaga kerja non-PNS.
Sedangkan pada triwulan II-2017, THR diberikan kepada tenaga kerja diseluruh sektor ekonomi.
"Kedua, berkurangnya momen yang menuntut rumah tangga untuk melaksanakan ekstra konsumsi, seperti hari raya Idul Fitri dan penerimaan peserta didik baik sekolah maupun perguruan tinggi," katanya.
Berita Lainnya
PNM bersama OJK dan Rumah BUMN latih masyarakat Kampung Sengkemang manfaatkan limbah lingkungan dan rumah tangga
09 December 2024 10:29 WIB
Catat rekor MURI, Pertamina Dumai edukasi ratusan ibu rumah tangga padamkan api
10 July 2024 18:10 WIB
Judi berkontribusi pada konflik rumah tangga yang bisa berujung pada cerai
28 June 2024 15:36 WIB
Wanita di Rohil nekat minum racun lantaran tak tahan dianiaya suami
19 June 2024 17:28 WIB
Seorang ibu rumah tangga di Rohil nekat jualan sabu di rumah
29 May 2024 16:02 WIB
Tercemar pupuk sawit dan limbah rumah tangga, kualitas Sungai Siak jauh menurun
23 December 2023 11:21 WIB
Polisi sebut Ammar Zoni pakai narkoba untuk lampiaskan masalah rumah tangga
15 December 2023 17:01 WIB
Tas dan sepatu anak sudah usang, asisten rumah tangga bersyukur dibantu Semen Padang
11 September 2023 16:01 WIB