16 Tahun Perjalanan PT Bumi Siak Pusako

id 16 tahun, perjalanan pt, bumi siak pusako

16 Tahun Perjalanan PT Bumi Siak Pusako

Pekanbaru, (Antarariau) - Sejak didirikan 17 Oktober 2001, PT. BSP bertekad menunaikan amanah masyarakat dalam mengelola Blok CPP dengan profesional dan usaha terbaik yang bisa dilakukan (best efforts).

Pada tanggal 6 Agustus 2002, PT. BSP dan PT. Pertamina menandatangani perjanjian Production Sharing Contract (PSC) dengan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP MIGAS), sekarang SKK Migas, untuk mengelola wilayah kerja Blok CPP selama 20 tahun terhitung sejak tanggal 9 Agustus 2002, dengan participating interest (PI) masing-masing 50%.

Dalam mengelola Blok CPP, PT. BSP dan PT. Pertamina membentuk konsorsium Badan Operasi Bersama PT. Bumi Siak Pusako Pertamina Hulu (BOB PT. BSP Pertamina Hulu). Pola kerja sama yang diterapkan adalah kerja sama Konsorsium Manajemen dan Konsorsium Operasi yang dipayungi oleh Joint Management Agreement (JMA) dan Joint Operating Agreement (JOA) sebagai pedoman operasional BOB PT BSP Pertamina Hulu.

Blok CPP telah dieksplorasi dan dieksploitasi oleh PT. Caltex Pacific Indonesia (PT.CPI) sejak tahun 1975 s.d. 2001. Pada masa tersebut, PT. CPI telah melakukan eksplorasi di seluruh area Blok CPP dan menemukan lapangan-lapangan yang ada saat ini seperti Kasikan, Zamrud, Pedada, Beruk dll, serta usaha Water Flood pada lapangan Zamrud, Beruk, Pedada dan Pusaka. Penemuan lapangan (field) tersebut mampu meningkatkan produksi pada Blok CPP secara signifikan.

Semenjak dikelola oleh PT. BSP PT. Pertamina efektif pertengahan tahun 2002, PT BSP bersama PT. Pertamina mampu menjawab keraguan-raguan ketidaksiapan perusahaan daerah untuk mengelola Blok CPP.

PT Pertamina dan PT BSP juga melakukan upaya-upaya menambah cadangan dengan melakukan kegiatan pemboran sumur eksplorasi. Dari kegiatan ini, ditemukan 3 lapangan baru yaitu Bene Bekasap, SE Bekasap dan Cadas Minyak. Selain itu, dilakukan upaya menahan laju penurunan produksi dengan pemboran sumur pengembangan (infill) sebanyak 204 sumur dan melakukan kegiatan Work Over / Well Service sebanyak 350 kegiatan per tahun.

Dengan upaya-upaya tersebut, laju penurunan produksi bisa ditekan pada angka 7,5% / tahun. Penurunan alamiah produksi minyak bumi sebesar 7,5% tersebut termasuk kategori baik dalam pengelolaan blok migas.

Upaya lain yang dilakukan adalah merencanakan EOR untuk lapangan Zamrud, Pedada, Pusaka dan Beruk guna meningkatkan cadangan dan produksi minyak. Pada saat ini sedang dilakukan studi laboratorium pada lapangan Pedada.

Pada tahun 2015, SKK Migas mengapresiasi kesuksesan BOB PT BSP - Pertamina Hulu dalam mengelola operasi minyak di Blok CPP dengan menempatkan BOB PT BSP Pertamina Hulu sebagai 5 besar dengan kinerja terbaik bersama PT CPI, Total E&P Indonesia, Vico Indonesia dan Medco E&P Indonesia Esia Ltd.

Pengakuan dan apresiasi SKK Migas tersebut, juga diperoleh dari pihak lain terkait operasi BOB PT. BSP Pertamina Hulu, antara lain Penghargaan Keselamatan kerja dari kementerian ESDM Tahun 2015 dan 2016, Penghargaan Peringkat Kinerja Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Peringkat BIRU kepada BOB PT BSP Pertamina hulu Periode 2014 2015, Penghargaan

Kecelakaan Nihil periode 1 Januari 2011 s.d 31 Desember 2014 dari Kemeterian Ketenagakerjaan, Selain itu, Kementerian ESDM menilai bahwa saat ini BSP masih sebagai BUMD Migas yang terbaik di Indonesia dari semua BUMD daerah penghasil migas lainnya.

Sejak krisis harga minyak dunia sejak pertengahan 2014, PT BSP terus mendorong BOB PT BSP Pertamina hulu untuk menerapkan efisiensi yang diwujudkan dengan Continue Improvement Program (CIP) didukung dengan penerapan Good Corporate Governance (GCG).

Program ini membawa hasil sehingga dalam pengelolaan Blok CPP saat ini BOB termasuk salah satu KKKS dengan biaya produksinya yang sangat rendah (dibawah USD 20/ barrel).

Kewajiban kepada lingkungan dan masyarakat juga tidak luput dilakukan PT BSP melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dirasakan manfaatnya terutama pada daerah-daerah pemegang saham PT BSP. Pemegang saham PT BSP saat ini adalah Pemerintah Kabupaten Siak, Pemerintah Provinsi Riau, Pemerintah Kabupaten Kampar, Pemerintah kabupaten Pelalawan dan Pemerintah Kotamadya Pekanbaru.

Disamping CSR PT BSP, Program Kemasyarakatan Penunjang Operasi (PKPO) juga dilaksanakan oleh BOB PT BSP Pertamina Hulu. Program CSR dan PKPO dimaksud merupakan wujud peduli dan tangggung jawab kepada masyarakat baik dalam peningkatan taraf kesehatan, pendidikan, dan potensi sumber ekonomi kerakyatan dan bidang-bidang lainnya.

Dari hasil pengelolaan Blok CPP bersama PT. Pertamina, PT BSP telah memberikan kontribusi positif dan material kepada pemegang saham PT BSP melalui pembagian Deviden sejak tahun 2002 s.d. 2016 yang mencapai Rp 2,88 Triliun (lihat table berikut).

No Tahun Deviden (Rp)

1 2002 60,000,000,000

2 2003 138,247,305,911

3 2004 88,782,534,135

4 2005 133,065,521,419

5 2006 462,671,622,978

6 2007 312,230,475,716

7 2008 337,686,478,434

8 2009 137,546,569,847

9 2010 131,604,734,742

10 2011 263,969,691,428

11 2012 275,394,995,688

12 2013 221,155,791,473

13 2014 236,421,272,605

14 2015 37,166,033,687

15 2016 47,888,131,742

JUMLAH 2,883,831,159,805

PT BSP sangat berbangga dapat mengelola operasi minyak Blok CPP dengan dukungan putera-puteri terbaik daerah Riau. Dari 298 karyawan BOB PT BSP Pertamina Hulu, 247 karyawan (83%) merupakan putera daerah, sedangkan sisanya karyawan PT Pertamina yang ditugaskan ke BOB PT BSP Pertamina Hulu.

Sebagai perusahaan daerah Riau, PT BSP sangat mengharapkan dukungan dari seluruh masyarakat Riau dan stakeholders lainnya dalam rangka meneruskan perpanjangan Blok CPP yang akan berakhir tahun 2022. Jika masyarakat dan pemerintah daerah meminta agar PT BSP dapat berpartisipasi dalam Blok Rokan yang juga akan berakhir kontraknya dengan PT CPI, maka PT BSP menyatakan kesiapannya. (Advertorial)