Universitas Islam Riau Jaring masukan Sempurnakan Kurikulum Prodi FIKOM

id universitas islam, riau jaring, masukan sempurnakan, kurikulum prodi fikom

Universitas Islam Riau Jaring masukan Sempurnakan Kurikulum Prodi FIKOM

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Universitas Islam Riau (UIR) menjaring berbagai masukan dari kalangan akademisi, praktisi, dosen, media, pemerintah dan swasta untuk penyempurnaan kurikulum Prodi Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM).

Penjaringan masukan itu berlangsung dalam diskusi kelompok terfokus (focus Group Discussion=FGD) kurikulum progam studi FIKOM bertema "mendefinisi ulang profil lulusan Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau (UIR), dibuka oleh Dekan FIKOM UIR Dr. Abdul Aziz, S.Sos, M.Si di Pekanbaru, Sabtu.

Menurut Abdul Aziz, kurikulum merupakan dapur yang dimiliki perguruan tinggi untuk menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten di masing-masing ilmu.

Ia mengatakan, sebagai lembaga pendidikan, sudah menjadi tugas dari perguruan tinggu untuk melakukan proses belajar dan mengajar dalam rangka menghasilkan lulusan yang siap pakai di lapangan kerja dan usaha. . "Namun untuk menciptakan lulusan yang siap pakai, maka UIR melalui prodi yang dijalankan harus memiliki kurikulum yang dapat menjawab kebutuhan kerja dan usaha itu," katanya.

Oleh karena itu, lintas terkait merupakan bagian penting yang mengerti bagaimana kebutuhan skill komunikasi di dunia kerja maupun usaha, juga di lingkungan pemerintah dan swasta. Sebagai pengguna alumni lulusan komunikasi , peran instansi terkait tidak bisa diabaikan demi perbaikan sumber daya lulusan ilmu komunikasi.

Masukan juga dibutuhkan untuk memperkuat prodi ilmu komunikasi yang bakal dikembangkan menjadi lima profil lulusan komunikasi yakni konsultan komunikasi, peneliti komunikasi, praktisi PR, praktisi media, jurnalistik, dan praktisi periklanan.

Selain itu untuk mendidik mahasiswa agar dapat memiliki lima profil tersebut, dibutuhkan masukan-masukan dari berbagai pihak, diperlukan informasi tentang pengetahuan, skil, komunikasi dan sikap serta lainnya yang dibutuhkan.

Dalam diskusi terfokus itu kalangan akademisi, praktisi, dosen, media, pemerintah dan swasta antara lain menyampaikan bahwa lulusan yang magang di kantor swasta atau pemerintah belum siap pakai, bahkan untuk membuat berita atau relis saja mereka belum mampu.

Padahal di sisi teoritis, mahasiswa justru mendapatkan nilai A dan disayangkan pada segi praktis justru sulit untuk mendapatkan nilai yang baik. Kalangan praktisi lain menyarankan agar diberikan presentese lebih dalam membantu mahasiswa mendapatkan ilmu praktis.

Berdasarkan diskusi berkembang tersebut, Dekan FIKOM UIR Abdul Aziz menyimpulkan bahwa membuat mahasiswa lulus tidak seharusnya menjadi siap pakai. Bahkan mengutip Alwi Dahlan (mantan Mempen, dan pakar komunikasi nasional itu, red) berpendapat setelah lulus dirinya baru ilmu itu terasa saat lima tahun telah bekerja.

Artinya, katanya, tidak menjadi sesuatu yang aneh jika lulusan S1 FIKOM bisa siap pakai, apalagi UIR adalah perguruan tinggi yang non vokasional dengan 7 prodi yang sudha terkareditasi A itu.

Akan tetapi untuk memenuhi tuntutan zaman, katanya lagi barangkali UIR akan mengalokasikan 50 persen kuliah - 50 persen untuk praktek, atau disesuaikan dengan simbol nama "S1 rasa D4 begitu. Untuk mencapainya tentu berproses namun memang tidak mudah, kelemahan FIKOM UIR ada dibahan baku.