Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik menyatakan cabai merah masih menjadi komoditas yang memberi andil terbesar pada inflasi di Provinsi Riau, yang mencapai 0,28 persen pada bulan Oktober 2017.
"Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Riau adalah cabai merah," kata Kepala BPS Provinsi Riau, Aden S. Gultom di Pekanbaru, Kamis.
Riau mengalami inflasi pada Oktober sebesar 0,28 persen karena terjadi kenaikan harga dengan indeks Harga Konsumen (IHK) 132,27. BPS menghitung inflasi Riau dengan memantau kenaikan harga di tiga kota, yakni Pekanbaru yang mengalami inflasi 0,33 persen, Dumai 0,08 persen dan Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir 0,09 persen.
Dari tiga kota tersebut, komoditas cabai merah memberi andil terbesar karena mengalami kenaikan harga di Kota Pekanbaru sebesar 0,30 persen, Dumai 0,11 persen dan Tembilahan sebesar 0,15 persen.
Cabai merah selama ini memang rentan memicu inflasi di Riau karena tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi, namun pasokan masih sangat bergantung pada daerah lain seperti Provinsi Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Jawa.
Secara keseluruhan, lanjutnya, inflasi Riau pada Oktober terjadi karena adanya kenaikan harga pada enam kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,82 persen, diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,27 persen, kelompok sandang sebesar 0,22 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,21 persen.
Kemudian kenaikan harga pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,20 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,03 persen. Meski begitu, ia mengatakan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan relatif stabil.
"Inflasi Tahun Kalender atau Januari-Oktober 2017 mencapai 3,29 persen, dan Inflasi "year on year" atau Oktober 2017 terhadap Oktober 2016 sebesar 4,71 persen," kata Aden.
Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 20 kota mengalami inflasi dengan Inflasi tertinggi terjadi di Kota Batam sebesar 0,72 persen, diikuti oleh Bungo 0,55 persen, dan Bukittinggi 0,41 persen.
Sementara itu, inflasi terendah terjadi di Kota Jambi sebesar 0,05 persen, sedangkan deflasi terjadi di tiga kota, yakni kota Bengkulu 0,12 persen. Pangkal Pinang 0,07 persen, dan Tanjung Pinang 0,02 persen.
Berita Lainnya
BPS Riau Ungkap Data Perbaikan Produksi Beras
01 November 2018 15:05 WIB
BPS Ungkap Penyebab Turunnya Angka Pengangguran Riau Jadi 6,22 Persen
08 November 2017 12:20 WIB
Beras kembali jadi komoditas penyumbang inflasi terbesar pada Oktober 2023
01 November 2023 14:10 WIB
Tarif angkutan udara merupakan penyumbang terbesar inflasi April 2023
02 May 2023 14:45 WIB
Bank sentral Selandia Baru naikkan suku bunga terbesar untuk kendalikan inflasi
23 November 2022 10:30 WIB
Emas terdongkrak 8,8 dolar, setelah inflasi AS catat kenaikan terbesar
13 January 2022 7:44 WIB
Kenaikan harga pangan sumbang terbesar inflasi Riau pada Mei. Begini penjelasannya
11 June 2019 16:41 WIB
Bahan pangan penyebab terbesar inflasi Riau 0,53 pada April. Ini penjelasan BPS
02 May 2019 14:14 WIB