Pekanbaru, (Antarariau.com) - Anggota DPRD Riau Suhardiman Amby tidak sependapat dengan Gubernur Arsyadjuliandi Rachman yang mengusulkan Festival Lampion Raksasa Zhong Qiu untuk masuk dalam kalender iven pariwisata nasional di provinsi setempat.
"Gubernur harus selektif dalam mengangkat kebudayaan Melayu Riau, melalui kajian-kajian tim khusus harus berkomunikasi dengan LAM dan tokoh masyarakat Riau jangan asal mengajukan," katanya di Pekanbaru, Rabu.
Ia mendukung upaya LAM Riau meminta kejelasan kepada Gubernur terkait festival yang dinilai mengandung unsur kebudayaan Tionghoa itu, sehingga tidak sejalan dengan visi-misi Riau sebagai pusat kebudayaan melayu.
"Wajar saja LAM mempertanyakan,
Karena masih banyak tradisi dan kebudayaan Melayu yang perlu diangkat dan dijadikan iven pariwisata nasional sesuai dengan visi-misi Riau," tegasnya.
Anggota DPRD Riau dari fraksi Nasdem-Hanura Riau itu menyarankan agar Gubernur Riau melakukan dialog khusus dengan pemuka adat di Riau yang tahu "seluk beluk" budaya melayu.
"Gubernur juga harus membuka dialog khusus dengan tokoh sejarahwan Riau, dimana Melayu itu harus diprioritaskan tempatnya," ujarnya.
Dikatakannya pula, Ia menghargai Bumi Lancang Kuning memiliki keberagaman ras dan budaya lainnya. Namun dinilainya, iven yang diangkat jangan sampai melunturkan tradisi atau kebudayaan melayu sendiri.
"Festival lampion dimana-mana kan sudah ada, bisa dilihat di Cina, Singapore, Hongkong," ujarnya.
Pemerintah harusnya melestarikan dan mengangkat budaya Melayu Riau yang belum terekspose seperti perkampungan Sakai yang perlu dibangun, dilestarikan dan banyak lagi tradisi yang belum tergalih.
Seperti diketahui, pernyataan Gubernur Riau beberapa waktu lalu tentang iven yang juga dikenal dengan Festival kue bulan itu mengundang respon dari berbagai kalangan. Termasuk Lembaga Adat Melayu Riau yang telah menyurati Gubernur mempertanyakan alasan festival tersebut diusulkan dalam iven pariwisata nasional di Riau.