Siak (Antarariau.com) - Hutan kota di bawah Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah kini sering disinggahi pengunjung untuk melihat-lihat rusa yang dipindahkan dari Perumahan Abdi Praja, kediaman bupati Siak.
Perpindahan tersebut tanpa disengaja membuat penangkaran rusa itu berpeluang menjadi objek wisata baru di Kabupaten Siak, kata Fauzi Asni, Kepala Dinas Pariwisata Siak, Rabu.
"Sejak dipindahkan rusa-rusa itu ke hutan kota yang ada di bawah Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah, tempat itu jadi ramai dikunjungi untuk melihat-lihat rusa," katanya pula.
Pihaknya menyadari ada peluang objek wisata baru dengan kehadiran belasan ekor rusa di sana. Apalagi di seberang jalan hutan tersebut merupakan taman kota yang disuguhkan untuk wisatawan bersantai-santai dengan keluarga, mengingat ada beberapa permainan anak-anak.
"Apalagi taman kota saat ini sedang disiapkan menjadi taman modern, sehingga akan semakin mempercantik dan memberi kenyamanan pada pengunjung," katanya lagi.
Dia menuturkan, pada awalnya dipindahkan penangkaran rusa dari kediaman bupati ke hutan kota bukan disengaja untuk dijadikan sebagai objek wisata, melainkan karena alasan kondisi dan situasi kandang di tempat semula tidak lagi memungkinkan untuk perkembangbiakan satwa itu.
"Kandang rusa di kediaman bupati yang sempit adalah alasan awal dipindahkan," katanya lagi.
Namun, pengelolaannya hingga saat ini masih berada di bawah naungan Dinas Lingkungan Hidup dan ditangani secara teknis oleh Dinas Peternakan.
"Tentu kami akan membahas ini lebih lanjut bagaimana ke depan. Bagi kami, jika ini bagus untuk dijadikan sebagai tempat wisata, tentu Dinas Pariwisata akan mendukungnya," ujarnya pula.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Siak Syafrilenti juga mengakui peluang wisata dari kehadiran belasan rusa tersebut di hutan kota. Namun pemda setempat belum menggarapnya menjadi destinasi baru. Padahal penangkaran rusa memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Menurutnya, pemda setempat saat ini sedang mempersiapkan untuk pengelolaannya akan diserahkan pada pihak ketiga.
"Sebab jika hanya diurus oleh pemda tidak akan maksimal, namun jika sudah dikelola oleh pihak ketiga bersama Dinas Pariwisata tentu akan lebih bagus," katanya lagi.
Ayu, salah satu pengunjung menilai penangkaran rusa ini sangat berpotensi dan berpeluang dijadikan objek wisata, sebab masyarakat akan lebih tertarik untuk datang ke Kabupaten Siak, selain berkunjung ke Istana Siak, masjid kesultanan dan makam-makam raja.
"Bisa melihat-lihat rusa langsung ke hutan kota sekaligus memperkenalkannya pada anak-anak, sehingga akan sangat berpotensi jika pemerintah memanfaatkan dan mengembangkannya," ujar Ayu.