Pekanbaru, 14/12 (ANTARA) - Banjir di Kabupaten Kampar, Riau, terus meluas dan melumpuhkan aktivitas warga. "Kami mulai sulit untuk beraktivitas di luar rumah karena banjir makin tinggi," kata warga Kecamatan Rumbio, Idris (28), kepada ANTARA di Bangkinang, Kampar, Senin. Berdasarkan informasi yang dihimpun ANTARA, banjir hampir merata di 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar. Banjir terjadi sejak Minggu lalu (13/12), akibat meluapnya Sungai Kampar dan anak sungai tersebut. Diperkirakan banjir sedikitnya telah menggenangi 1.500 rumah penduduk. Ketinggian air bervariasi mulai sekitar 30 centimeter hingga satu meter. "Mulai banyak warga yang mengungsi dan warga mulai kesulitan beraktivitas karena ditambah lagi listrik sudah dipadamkan di daerah yang terkena banjir," kata Idris. Seperti di Kecamatan Kampar Kiri, tepatnya di Desa Kuntu Darussalam, sebanyak 487 rumah penduduk telah tergenang air. Sekretaris Des Kuntu Darussalam, Afrianto Agus, mengatakan warga mulai bersiap untuk mengungsi dan memindahkan barang-barang ke loteng rumah. Ia mengatakan, banjir juga mulai merendam kebun sawit, karet dan palawija warga. Selain itu, banjir juga menyebabkan jalan yang menghubungkan Desa Kuntu Darussalam dengan Lipat Kain sebagai ibukota Kecamatan Kampar Kiri putus total karena terendam air yang mencapai satu meter. "Warga terpaksa menggunakan sampan karena jalan tak bisa lagi untuk dilalui," katanya. Banjir akibat uapan Sungai Kampar juga mengakibatkan aktivitas pemerintahan terganggu. Sebabnya, air sudah sampai masuk ke dalam kantor Kecamatan Kampar Utara, Rumbio Jaya. Hal itu mengakibatkan, pegawai terpaksa memindahkan arsip yang ada di dalam kantor. Sementara itu, diperkirakan sedikitnya 1.500 siswa dari tingkat SD, SMP dan SMA di Kabupaten Kampar terpaksa batal mengikuti ujian tengah semester akibat banyak bangunan sekolah tergenang banjir. Hal tersebut menyebabkan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kampar mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan sekolah dan menunda penyelenggaraan ujian tengah semester yang seharusnya digelar pada Senin (14/12). "Sekolah yang terkena banjir dan tidak dapat melaksanakan ujian, maka diperbolehkan libur untuk menunda pelaksanaan ujian," kata Kepala Disdikpora Kabupaten Kampar, Alfisyahri, kepada ANTARA. Berdasarkan data sementara yang dihimpun Disdikpora Kampar, sebanyak 56 sekolah dari tingkat SD, SMP dan SMA di Kampar terkena dampak banjir akibat meluapnya Sungai Kampar dan anak sungai tersebut. Selain itu, terdapat juga sebanyak 13 unit sekolah TK yang terkena banjir. Seluruh sekolah tersebut tersebar di Kecamatan Kampar, Rumbio, Kampar Utara, Kampar Timur, Tambang, Siak Hulu dan Kecamatan Kampar Kiri Hulu.