Pekanbaru (Antarariau.com) - Provinsi Riau memiliki potensi dalam menyimpan karbon sebesar 14.605 juta ton karena mempunyai ekosistem gambut sedikitnya 5,7 juta hektare, atau sekitar 56,1 persen dari luas ekosistem gambut di Pulau Sumatera.
"Oleh sebab itu, Provinsi Riau memiliki peranan yang sangat penting dalam lingkungan lokal dan juga lingkungan global," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau Yulwiriawati Moesa di Pekanbaru, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa ekosistem gambut memiliki peranan penting baik ditinjau dari segi ekonomi maupun ekologi.
"Ekosistem gambut memiliki fungsi dalam menyediakan berbagai kebutuhan hidup manusia, misalnya saja seperti hasil hutan berupa kayu dan non kayu, penyimpan air, pensuplai air, pengendali banjir serta merupakan habitat bagi keanekaragaman hayati," jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, ekosistem gambut juga berperan penting sebagai pengendali iklim global karena kemampuannya dalam menyerap dan menyimpan karbon.
"Sekitar 120 giga ton karbon atau sekitar lima persen dari seluruh karbon terestrial global tersimpan dalam ekosistem gambut, dan kerusakan yang terjadi di ekosistem gambut menyebabkan hilangnya karbon ke udara dan menjadi salah satu penyebab utama pemanasan global," paparnya.
Ia memaparkan berdasarkan hasil interpretasi Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) di Provinsi Riau seluas 5.896.717 hektar yang terdiri dari kawasan lindung kubah gambut seluas 1,735.716 hektar dan kawasan budidaya gambut seluas 4,161,001 hektar atau 70,56 persen.
"Sedangkan berdasarkan tutupan vegetasi gambut yang rusak pada kawasan lindung kubah gambut tercatat seluas 200.191 hektar dan kawasan lindung kubah gambut yang tidak rusak atau tergolong baik seluas 847.023 hektar. Pada kawasan budidaya gambut berdasarkan tutupan pohon yang baik seluas 1.594.648 hektar dan yang dalam kondisi rusak seluas 1.313.524 hektar," katanya.