Pekanbaru (Antarariau.com) - Sejumlah musisi nasional membantu mengisi lagu untuk materi album "Geliga" terbaru, yang ingin membangkitkan lagi genre melayu-jazz dari Provinsi Riau.
"Mungkin lantaran mereka cinta jazz, jadi mayoritas tidak mau dibayar untuk mengisi lagu. Saya ucapkan terima kasih tak terhingga buat mereka," kata Eri Bob, kibordis dan komposer band "Geliga", kepada Antara di Pekanbaru, Minggu.
Nama Eri Bob sempat menghentak blantika musik nasional dan mengharumkan Riau bersama grup musik bentukannya yang bernama "Geliga", pada dekade 2000-2010. Pria berusia 51 tahun ini merupakan komposer pertama yang mempopulerkan melayu-jazz, sebuah genre yang memadukan irama tradisi timur dengan musik populer.
Eri mengatakan, sederet musisi jazz nasional yang berpartisipasi untuk album Geliga yang tengah digarap, diantaranya adalah Indro Harjodikoro. Pemain bass yang namanya melambung lewat band "Halmahera" ini, mengisi untuk lagu berjudul "Piol Alle".
Kemudian, Harry Toledo mengisi untuk tiga lagu Geliga, salah satunya berjudul "Malay Funk". Pada lagu yang sama, ada tiga musisi lainnya yang terlibat, yakni Rio Sidik menunjukan kehebatannya meniup terompet, Eddy Syakroni mengisi drum, serta Agam Hamzah pada bagian
gitar.
Selain itu, musisi nasional lainnya yang juga ikut membantu adalah Adi Darmawan (bass), Budi Haryono mantan drumer Gigi mengisi pada lagu berjudul "Bersepeda", serta Bintang Indrianto mengisi bass untuk dua lagu baru Geliga.
"Itu jadi hutang buat saya karena mereka tidak minta imbalan apa pun. Kalau tidak keluar ini album (Geliga), saya jadi merasa malu," kata Eri Bob sambil tertawa.
Ia mengatakan kini ada sekitar 35 lagu yang bisa ditungkan ke dalam album baru Geliga. Menurut dia, lagu-lagu tersebut akan dipecah ke dalam tiga album berbeda.
"Semoga pada 2017 ini bisa rilis album Geliga. Saya rencana keluarkan album dengan vokal lebih dulu, karena ada juga lagu yang berisi instrumen saja," kata maestro melayu-jazz kelahiran Kabupaten Bengkalis ini. Bersama Geliga, Eri telah memproduksi tiga album yakni "Instrumental Jazz Melayu Riau" (2002), "Dang Bulan Nang Julang" (2007), dan "Tan Malaka" (2010).
Sementara itu, Harry Toledo ketika dihubungi Antara dari Pekanbaru mengatakan alasan dirinya membantu Eri Bob karena tidak ingin "warisan" melayu-jazz mati. Pria kelahiran Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, ini mengatakan Eri Bob adalah sosok yang menginsiprasinya bermain musik saat masih muda.
"Walau saya sudah main musik sampai ke luar negeri, saya masih bangga membantu Riau. Karena itu, saya tidak keberatan membantu mengisi lagu Geliga, dan semoga lagu-lagunya bisa diajarkan kepada generasi muda," kata Harry Toledo.
Menurut dia, melayu-jazz punya keunikan yang memperkaya musik tradisi dan juga jazz. "Saya punya pengalaman saat manggung bersama Gita Wiryawan di Montreal, Kanada, musisi jazz di sana takjub saat kami bawakan lagu Lancang Kuning, yang merupakan lagu melayu dan kami padukan dengan jazz. Melodi melayu sangat indah untuk dipadukan dengan jazz, dan buat orang asing itu terdengar unik," katanya.
Baca juga : Kisah Misterius Eri Bob, Sang Maestro Melayu - Jazz dari Riau
Berita Lainnya
Trigol Halaand bantu kebangkitan City kalahkan Crystal Palace 4-2
28 August 2022 6:34 WIB
Kolaborasi Jazz Melayu "Hangatkan" Riau Festival 2019
12 April 2019 11:23 WIB
Jalan Sepi Maestro Melayu-Jazz di Riau
13 January 2017 9:50 WIB
Kisah Misterius Eri Bob, Sang Maestro Melayu-Jazz dari Riau
12 January 2017 13:25 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB