Tanggap Darurat Bencana, BPBD Dirikan Tenda Pengungsian Korban Puting Beliung

id , tanggap, darurat bencana, bpbd dirikan, tenda pengungsian, korban puting beliung

   Tanggap Darurat Bencana, BPBD Dirikan Tenda Pengungsian Korban Puting Beliung

Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah mulai mendirikan tenda pengungsian dan membangun dapur umum di Desa Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau setelah wilayah tersebut diterjang angin putih beliung, Rabu dinihari.

"Tim telah mendirikan tenda dan dapur umum serta membantu menyalurkan logistik ke lokasi," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kampar, Muhammad Nasir kepada Antara di Pekanbaru.

Dia menjelaskan saat ini telah dibangun satu unit dapur umum di lokasi bencana. Namun begitu, ia mengupayakan untuk menambah dapur umum di lokasi tersebut.

Sementara untuk logistik dan makanan, menurutnya sudah mulai disalurkan ke lokasi bencana secara bertahap. Ia mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Sosial setempat untuk memaksimalkan bantuan.

Sekitar 65 rumah di Desa Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar rusak setelah diterjang angin puting beliung yang terjadi pada Rabu dinihari tadi.

"Dari data kita sekitar 65 rumah mengalami rusak. 15 rumah teridentifikasi rumah berat sementara 50 lainnya rusak ringan," kata BPBD Riau, Edwar Sanger.

Ia merincikan, ke-15 rumah yang mengalami rusak berat mayoritas atapnya hilang terbawa angin. Meski begitu, ia memastikan tidak ada korban jiwa akibat peristiwa tersebut.

Edwar mengatakan peristiwa angin puting beliung disertai hujan petir itu terjadi pukul 01.30 WIB dinihari tadi.

Sedari pagi, puluhan personil TNI telah berada di lokasi tersebut membantu warga membersihkan puing-puing rumah yang mayoritas atapnya rusak berat.

Yusamri, salah seorang warga yang rumahnya menderita rusak berat menjabarkan persitiwa angin putih beliung terjadi sekitar pukul 01.30 WIB dinihari tadi.

Ia menggambarkan peristiwa itu diawali dengan suara gemuruh yang menurutnya hal itu sangat menakutkan.

"Saat itu saya dan anak saya berada di dalam rumah. Tiba-tiba terdenga suara angin kencang seperti mesin pesawat," ujarnya.

Tidak berselang lama, satu persatu atap rumahnya beterbangan hingga seluruhnya hilang. Ia mengatakan angin kencang tersebut kemudian disertai hujan deras sehingga ia langsung ke luar rumah mencari tempat berlindung.

"Ini merupakan peristiwa paling mengerikan yang pernah saya alami," ujarnya.

Pantauan Antara di lokasi, puluhan personil TNI sedari pagi telah berada di lokasi membantu warga membersihkan puing-puing bangunan yang rusak. Di lokasi juga terlihat ratusan pohon berukuran besar tumbang yang bahkan beberapa di antaranya tercabut akarnya.