Pekanbaru, (Antarariau.com) - Bulog Divisi Regional (Divre) Riau dan Kepri, kini menggiatkan penjaringan informasi tentang animo masyarakat mengkomsumsi daging kerbau impor guna menyiasati pangan berserat tinggi dengan harga terjangkau.
"Setelah jumlah animo masyarakat terhimpun maka segera disampaikan ke pusat pengajuan kebutuhan daging kerbau impor itu," kata Tommy Despalingga, Kepala Bidang Operasional Pelayanan Publik Bulog Divre Riau dan Kepri, di Pekanbaru, Rabu.
Menurut dia, selain animo masyarakat, permintaan daging impor itu tentunya berdasarkan pertimbangan antara lain kondisi geografis daerah yang belum menerima pasokan daging impor.
Oleh karena itu, katanya, Bulog Divre Riau dan Kepri juga terus menggiatkan sosialisasi kebijakan pemerintah mengatasi kebutuhan pangan berserat bagi masyarakat itu dari kerbau impor.
"Pemerintah kini sudah mengimpor kerbau dari India, bahkan sudah melakukan peluncuran guna memperkenalkan masakan daging kerbau itu dengan mengundang koki dan selanjutnya dimakan bersama masyarakat," katanya.
Ia mengatakan, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk melakukan impor daging kerbau. Lebih dari 700 ton daging kerbau dilaporkan telah masuk ke Indonesia. Direncanakan sebanyak 80 ribu ton daging kerbau secara bertahap akan datang hingga akhir Desember 2016.
Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, daging kerbau ini didatangkan dari India dengan pertimbangan harga dan kualitas. Seperti diketahui, India memiliki lebih dari separuh populasi kerbau dunia dengan perawatan yang baik.
"Kerbau yang digunakan adalah kerbau pedaging dan susu bukan kerbau pekerja," kata Tommy mengutip Djarot Kusumayakti.
Saat ini, harga daging sapi di pasaran berada di kisaran Rp110 ribu per kg, hingga Rp120 ribu per kilogram. Mahalnya harga daging sapi mengakibatkan sebagian masyarakat kesulitan membeli dan tidak bisa mengkonsumsi sumber protein hewani itu.
Djarot mengatakan, kekhawatiran ini mendorong Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 4 tahun 2016 untuk mendatangkan daging kerbau.
Menurutnya, meski mendatangkan daging kerbau dari India, pasokan daging sapi Australia dan Selandia Baru tetap berjalan dan dijual maksimal Rp80 ribu/kg sementara daging kerbau dijual maksimal seharga Rp65 ribu/kg.
"Ini sebagai alternatif bagi masyarakat, jika ingin sapi ada, ingin kerbau juga ada," katanya.
Masih mengutip Jarot ia menjelaskan, ada perbedaan harga penjualan. Bagi partai besar yang membeli minimal 50 ton, Bulog akan menjualnya dengan harga Rp56 ribu, partai menengah seharga Rp60 ribu dan eceran Rp65 ribu/kg. Dengan begitu, konsumen tetap mendapat harga terbaik sementara para pedagang mengambil untung yang cukup.