Pekanbaru (Antarariau.com) - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengintruksikan petugas untuk memperketat pengawasan di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim (SSK) II, guna mengantisipasi masuknya virus zika dari Singapura.
"Petugas yang ada di bandara harus standby, betul-betul melakukan pengawasan sebagai langkah antisipasi masuknya virus ini," kata Arsyadjuliandi di Kantor Gubernur Riau, Kota Pekanbaru, Jumat.
Andi Rachman (sapaan gubernur Riau) melakukan langkah preventif penyebaran virus tersebut, karena provinsi setempat merupakan salah-satu pintu masuk penerbangan internasional teramasuk dari Singapura.
"Kita berada di pintu masuk, juga kedatangan dari pesawat Singapura," kata dia pula.
Menurut dia, instruksi yang disampaikan merupakan tindaklanjut dari imbauan Menteri Kesehatan RI Nila F. Moeloek yang mengeluarkan "travel advisory" untuk tidak berpergian ke Singapura.
Terkait penyebaran virus zika, Kementerian Singapura mengeluarkan peringatan bahaya level dua karena merebaknya virus Zika di negara tersebut pada 29 Agustus 2016, dan hingga saat ini sudah 115 orang positif terjangkit Zika di sana. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nasir mengonfirmasi bahwa satu WNI positif terjangkit virus Zika di Singapura.
Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Riau Rozita menjelaskan, kewaspadaan untuk mencegah masuknya virus Zika dilakukan dengan prinsip "Detect, Respond dan Report". Pengawasan dilakukan terhadap pesawat dari Singapura ke Pekanbaru yakni maskapai Silk Air dan Jet Star.
Silk Air pada Rabu sampai Jumat kedatangan pukul 13.05 WIB dan Jet Star pada Selasa, Kamis, Minggu kedatangan Pukul 17.35 WIB serta kapal laut dan Cargo dari Singapura.
Dia mengatakan Ketua KKP Pekanbaru Dr. Budi Hidayat melakukan "detect, respond dan report" diantaranya dilakukan dengan mengaktifkan TGC, "health alert card, menyiapkan "termal scan, brosur, pemeriksaan alat angkut dan barang thp aedes(HI, CI & Breteu Indek. Laporan kegiatan dilakukan per hari terkait jumlah penumpang, HAC, sanitasi kapal, tindakan medis dan rujukan.
"Koordinasi dan komunikasi dilakukan dinkes dengan Rumah Sakit, Angkasa Pura, Maskapai Penerbangan, imigrasi, dan Bea Cukai," ungkapnya.
Dia mencontohkan pengisian "health card" dilakukan bagi setiap penumpang di bandara yang datang dari Singapura. Jika ada yang sakit akan dilakukan pemeriksaan medis, tindakan protektif (rapelen) dan pencegahan, merujuk ke RS, melakukan tindakan penyehatan alat angkut, dan komunikasi resiko.
Pencegahan penyakit akibat virus zika penanganannya hampir sama dengan Demam Berdarah Dengue. Untuk mencegahnya tetap dengan budayakan 4M plus yaitu menguras, menutup, mengubur, memantau plus jangan menggantungkan pakaian bekas pakai, memelihara ikan, hindari gigitan nyamuk dan bubuhkan bubuk abate di tempat-tempat penampungan air.
Oleh: Diana Syafni