Pekanbaru (Antarariau.com) - Dinas Perhubungan Provinsi Riau menyatakan menunggu pihak otoritas di Bandara Intenasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru menggeser peralatan navigasi di runway atau landasan pacu sekitar 360 meter dari tempat semula.
"Kami masih tunggu mereka (PT Angkasa Pura II) lakukan pergeseran instrumen sistem pendaratan). Tujuannya, agar runway 2.600 meter bisa difungsikan," tegas Kepala Dishub Provinsi Riau, Rahmad Rahim di Pekanbaru, Selasa.
Saat ini, lanjutnya, Bandara Intenasional Sultan Syarif Kasim II masih menggunakan instrumen sistem pendaratan dengan panjang landasan pacu 2.240 meter dan lebar 25 meter.
Menjelang berakhir tahun 2015, penambahan landasan pacu bandara di Pekanbaru tersebut sepanjang 360 meter atau menjadi 2.600 meter, telah selesai dikerjakan oleh pihak kontraktor.
Pihaknya mengklaim, hal tersebut telah diketahui oleh Menteri Perhubungan (Menhub) semasa dijabat Ignatius Jonan. Tapi kini Mehub dijabat oleh Budi Karya Sumadi di pergantian kabinet dengan Presiden Joko Widodo pada Juli tahun 2016.
Jabatan terakhir Budi adalah Direktur Angkasa Pura II yang dikenal bersebrangan dengan kebijakan Jonan seperti menolak permintaan mencopot General Manager Bandara Internasional Soekarno-Hatta akibat kesalahan "ground handling" dilakukan maskapai Lion Air pada 10 Mei lalu.
"Kami sudah surati mereka, termasuk perpanjangan landasan pacu. Ke Kementerian Perhubungan juga, termasuk pak gubernur tahu masalah ini. Tapi sampai sekarang memang belum ada laporan apa yang jadi kendala pihak Angkasa Pura II," ucap Rahmad.
General Manager Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Jaya Tahoma Sirait sebelumnya mengaku, pihaknya mengalamu kendala dengan pembebasan lahan milik warga setempat, sehingga perpanjangan infrastruktur runway 2.600 meter belum bisa berfungsi.
"Untuk pemindahan instrumen sistem pendaratan, sedang kita proses. ILS harus kita geser sekitar 360 meter dari tempat semula atau sesuai dengan panjangnya runway," paparnya.
Kepala Wilayah Airnav Indonesia Cabang Pekanbaru saat dijabat Taslim mengatakan, fasilitas navigasi penerbangan landasan pacu 2.600 meter di bandara setempat baru bisa digunakan dalam enam bulan ke depan atau pertengahan tahun 2016.
"Kalau perkiraan saya, peningkatan fasilitas navigasi landasan pacu 2.600 meter paling cepat pertengahan tahun ini baru bisa dipakai," ucap dia.
Dia melanjutkan, dalam istilah navigasi dikenal instrumen sistem pendaratan terbagi dalam tiga bagian penting ketika suatu pesawat udara hendak melakukan pendaratan pada suatu landasan pacu bandara.
Ketiga bagian itu yakni localizer atau alat yang berfungsi membantu pesawat, agar bisa melakukan pendaratan di posisi centerline atau pusat landasan.
Lalu glide path atau alat yang berfungsi memberikan sinyal pemandu sudut luncur pendaratan di area sentuhan pertama. Terakhir middle marker atau alat yang berfungsi membantu pilot untuk mengetahui sisi jarak, terhadap titik pendaratan.
"Terkait perpanjangan landasan, kita perlu pindahkan glide path berada di posisi 2.240 meter di pinggir landasan pacu atau Selatan. Jika pesawat mendarat dari arah Universitas Islam Riau, Marpoyan," jelasnya.
Berita Lainnya
Sudah Diperpanjang hingga 2.600 Meter, Angkasa Pura Akan Uji Coba Runway Bandara Pekanbaru 8 November
23 October 2018 20:50 WIB
Gubri Ingin Maksimalkan Runway 2600 Meter Di Bandara SSK II
01 September 2016 15:46 WIB
Jarak pandang di Pekanbaru anjlok jadi tinggal 500 meter
18 September 2019 11:19 WIB
Karhutla Riau - Jarak pandang 800 meter akibat asap, Bandara Pekanbaru belum terganggu. Begini penjelasannya
10 September 2019 13:49 WIB
Jarak Pandang Di Bandara Aceh Hanya 500 Meter
27 July 2017 13:45 WIB
Landasan 2.600 Meter Bandara Pekanbaru Dalam Proses Ganti Rugi Lahan
31 August 2016 12:01 WIB
PLN Riau Kepri turut membidani lahirnya taksi listrik pertama di Sumatera
25 September 2024 12:23 WIB
Petugas Keamanan Bandara SSK Pekanbaru tangkap dua pengedar 2 kg sabu
24 August 2024 12:24 WIB