Pekanbaru (Antarariau.com) - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menyebutkan perkembangan sektor perkebunan kini dihadapkan dengan isu kerusakan hutan dan lingkungan, sehingga perlu dilakukan perbaikan sistem tata pengelolaannya.
"Saya mendukung rencana aksi gerakan Nasional pengelolaan sumber daya alam yang dilakukan KPK sebagai upaya penyelamatan, perbaikan dan mendorong tata kelola perkebunan. Saat ini perkembangan sektor perkebunan sawit dihadapkan dengan isu yang mencitrakan terhadap kerusakan hutan dan lingkungan," kata Gubernur Arsyadjuliandi Rachman saat Rapat Koordinasi dan Supervisi Pengelolaan Perkebunan Sawit Riau oleh Komisi Pemberantasan Korupsi di Pekanbaru, Rabu.
Dikatakan pria yang akrab dengan sapaan Andi Rachman itu, Riau memiliki sumberdaya alam berlimpah termasuk sektor perkebunan. Namun masih banyak permasalahan yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga dikait-kaitkan dengan perkebunan sawit.
Disorotinya, dalam pelaksanaannya masih banyak pelaku usaha yang belum menerapkan sistem pembangunan perkebunan yang ramah lingkungan, dimana diantaranya berkebun di kawasan terjal dan sungai, menggunakan bahan agrokimia secara berlebihan serta menyebabkan kebakaran hutan yang berdampak negatif pada lingkungan.
"Masih ditemukan pelaku usaha yang belum melaksanakan kewajiban berpedoman pada perizinan usaha perkebunan. Sebagian besar berorientasi pada aspek ekonomi tanpa mempedulikan aspek lainnya," sebut dia.
Dengan adanya karhutla ini, kata Andi, yang banyak disalahkan adalah perkebunan kelapa sawit. Kemudian juga terkait perizinan yang masih tumpang tindih mulai dari izin lokasi, izin lingkungan, izin usaha yang melanggar UU kehutanan dan perkebunan.
Dengan korsup tersebut diharapkan dapat mendorong tata kelola perbaikan sistem perkebunan, mengantisipasi tindakan korupsi, kerugian negara, kehilangan sumberdaya alam dan lain-lain.
Sumber daya alam yang berlimpah ruah mulai dari minyak, tambang, komodititas perkebunan, kehutanan, pertanian serta kelautan perikanan semuanya dapat dioptimalkan dengam pengelolaan yang baik.
Dikatakan, perkebunan merupakan sektor unggulan berdasarkan rencana pola ruang pada draf awal Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Riau dengan alokasi untuk kawasan perkebunan seluas 3,65 juta hektare atau 41 persen dari luas wilayah setempat.
"Yang sudah dimanfaatkan sekitar 3,5 juta hektare lebih untuk usaha perkebunan. Data ini merupakan data statistik dinas perkebunan berdasarkan laporan dinas kabupaten/kota di Riau," kata Andi pula.
Dikatakan, Untuk komoditas usaha kelapa sawit dengan luas lahan 2,4 juta hektare, luasan ini berada peringkat nomor satu di Indonesia dari luasan kebun sawit nasional 10,01 juta hektare.
"Dengan produksi minyak mentah kelapa sawit sebesar 7,8 juta ton dari 27,8 ton produksi nasional," tuturnya.
Selanjutnya, kata Andi, sektor kelapa produksi nomor satu secara nasional diikuti perkebunan karet produksi nomor empat dan sektor perkebunan lainnya seperti sagu, kopi dan pinang.
"Jadi sektor perkebunan menjadi pilar penggerak ekonomi di Riau, dimana 76 persen dari duduk Riau hidup berdasarkan sawit," kata dia.
Oleh: Diana Syafni
Berita Lainnya
Negara-negara Eropa mengkhawatirkan perkembangan deklarasi darurat militer Korsel
04 December 2024 12:39 WIB
Pemimpin Iran dan Irak bahas situasi perang Gaza dan perkembangan di Suriah
02 December 2024 10:21 WIB
BMKG minta semua pihak selalu pantau perkembangan iklim dan cuaca
06 November 2024 16:37 WIB
Kemendagri minta pemda komitmen pahami perkembangan data inflasi
02 October 2024 13:33 WIB
IAEA puji perkembangan teknologi nuklir Indonesia dalam beberapa tahun terakhir
23 September 2024 15:14 WIB
Bulog Banyumas terus pantau perkembangan harga beras di tingkat petani
02 September 2024 16:25 WIB
Dokter sebut jaga tumbuh kembang anak dari kesehatan saluran cerna
30 July 2024 11:30 WIB
Puan Maharani ingatkan perwira muda agar cepat adaptasi dengan perkembangan zaman
16 July 2024 13:14 WIB