Pekanbaru (Antarariau.com)- Pemerhati IT Universitas Andalas (Unand) Ir. Benny Dwika Leonanda MT, berpendapat bahwa pokemon tidak tidak perlu ditakutkan karena hanya sebuah permainan.
"Bahkan permainan pokemon mempunyai potensi untuk memperbaiki kesehatan fisik dan jiwa pemain. Meningkatkan motivasi untuk berolah raga jalan kaki, dan memperbaiki suasana hati pemain," kata Benny dihubungi dari Pekanbaru, Senin.
Pendapat demikian dikemukakannya sehubungan dengan pemerintah, kepolisian, tentara, dan Menpan & RB RI telah mengeluarkan larangan bermain permainan ini di lingkungan perkantoran pemerintahan, instansi militer, dan kepolisian, baik terhadap aparat, pegawai, dan masyarakat yang berada di sekitar lokasi perkantoran pemerintah karena menimbulkan konflik antara pemain dengan aparat, pimpinan, dan pejabat pemerintah.
Menurut Benny, untuk menghindari konflik antara pemerintah, kepolisian, militer dan antar masyarakat sendiri, maka pemerintah harus terlibat dalam mengatur penempatan pokestop-pokestop, dan gym-gyms dari permainan pokemon go ini.
"Sebab bagaimanapun juga aktifitas pemain yang selalu bergerak akan berbenturan dengan berbagai peraturan dan Undang-undang yang berlaku di suatu daerah dan negara," katanya.
Akan tetapi, katanya, kini pokemon tidak lagi berbahaya justru dalam permainan ini memaksa pemain untuk bergerak sampai puluhan kilometer untuk dapat menangkap pokemon liar.
Selain itu, pemain juga bersosialisasi dengan masyarakat, dan lingkungan di mana pokestop (tempat memperoleh barang-barang yang dibutuhkan dalam permainan pokemon yang bisa diperoleh secara gratis, dan gym-gym (tempat mengadu pokemon) permainan pokemon tersebut berada.
"Jadi tidak perlu ditakutkan kendati permainan yang bisa dimainkan secara bebas ini dikembangkan oleh Niantic dengan sistem operasi IOS dan Android, yang di release pada Juli 2016 ke seluruh dunia. Permainan ini bisa diakses siapa saja dan dimainkan di banyak negara, termasuk Indonesia," katanya.
Ia menjelaskan bahwa permainan pokemon go memakai sinyal GPS (Global Positioning System), dan kamera Smartphone, sehingga pemain dapat menangkap, mengadu, dan melatih makhluk-makhluk virtual yang disebut dengan Pokemon. Makhluk virtual ini muncul pada layar smartphone sebagai representasi dunia nyata.
Ia memandang bahwa pemakaian sinyal GPS dalam aplikasi smartphone bukan hal yang asing, sebab sebelumnya, aplikasi googlemaps telah dipakai oleh masyarakat Indonesia antara lain untuk menunjukan lokasi dan kepadatan lalulintas kendaraan di jalan raya, dan sejumlah titik di layar smartphone dapat ditampilkan pada peta jalan raya sebagai representasi kendaraan yang bergerak di jalan tersebut.
"Jadi bukan hal aneh, ketika Niantic menampilkan pokemaster (pemain pokemon) dilayar smartphone, yang dapat bergerak kemanapun sesuai dengan gerakan dari pokemaster tersebut pada permukaan bumi. Seluruh koordinat pokemaster tertangkap aplikasi GPS tercatat pada game pokemon go, dan ditampilkan pada peta di layar smartphone," katanya.
Teknologi kedua, dan yang terbaru pada pokemon go hanya "augmented reality" yakni penambahan objek gambar pada tampilan kamera smartphone. Teknologi ini menumbuhkan dan membangkitkan illusi bagi pemain pemain pokemon go.
Seolah-olah pokemon tertangkap kamera adalah nyata, dan hanya bisa dilihat melalui layar smartphone. Gambar itu tampil bagaikan hantu seperti cerita film-film ghostbuster, yang hanya dapat dilihat dengan bantuan peralatan di tangan pokemaster.
"Padahal sebenarnya permainan ini hanya menambahkan fitur gambar pada tampilan kamera tidak lebih dari trik kamera seperti halnya pemain sulap di depan penonton," katanya.
Permainan ini, katannya adalah permainan biasa dengan penuh trik kamera, tidak lebih. Kalaupun ada gambar-gambar situasi yang tertangkap kamera pada saat menangkap pokemon, dan mungkin saja ditransmisikan oleh smarphone ke server permainan pokemon, diperoleh itu hanya gambar mentah dan sangat sulit untuk diinterprestasikan sepihak untuk keperluan-keperluan tertentu.
Sejak peluncuran pertama permainan Pokemon Go pada minggu kedua bulan Juli 2016 , tempat PokeStop dan gyms terpasang pada tempat-tempat di mana jumlah pemakaian Smarphone banyak terdeteksi.
Pokestop-pokestop dan gym-gym pokemon ditempatkan di berbagai pusat pendidikan, rumah sakit, perkantoran, instansi militer, kepolisian, dan pemerintahan, di samping tempat-tempat hiburan, dan tempat-tempat wisata.
Penempatan PokeStop-pokeStop dan gym-gym pokemon go pada kafe, hotel, pusat perbelanjaan tempat wisata menjadi ramai dikunjungi masyarakat, ini bisa menjadi nilai positif untuk meningkatkan perekonomian daerah.
Solusinya memang, bahwa pada tempat-tempat pokestop dan gyms Pokemon Go ini yang telah terpasang di tempat-tempat terlarang untuk bermain pokemon go harus dicabut, dan dipindah ke tempat-tempat yang diizinkan pemerintah.