Pekanbaru, (Antarariau.com) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau mengingatkan, agar tradisi mandi balimau dalam budaya Melayu setempat dalam menyambut datangnya bulan puasa Ramadan tahun ini, jangan sampai ternoda dengan perbuatan maksiat atau melanggar perintah Allah.
"Mandi balimau bukan suatu keharusan dalam Islam, melainkan hanya bersifat tradisi atau budaya masyarakat saja. Sampai saat ini Melayu di Riau selalu mandi dalam menyambut bulan suci Ramadan," papar Ketua MUI Provinsi Riau, Muhammad Nazir Karim di Pekanbaru, Selasa.
Lazimnya dalam budaya Melayu, lanjutnya, seseorang diharuskan membersihkan diri dengan mandi menggunakan bilasan air yang dicampur limau atau jeruk purut beserta serai wangi sebelum datangnya bulan suci Ramadan satu tahun sekali.
Kini mandi balimau dilakukan masyarakat di Riau dengan sengaja dilakukan beramai-ramai turun ke suatu sungai biasanya pada dua hari atau satu hari menjelang memasuki puasa pertama.
Selain itu, kata dia, perlu diingat niat harus diluruskan bahwa mandi balimau hanya sebagai bentuk suka cita dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan semata.
"Memang kita dianjurkan bergembira dalam sambut Ramadan sesuai hadist. Seperti telah datang pada kalian bulan Ramadan, bulan Ramadan bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan atas kalian untuk berpuasa didalamnya. Pada bulan itu dibukakan pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka," jelasnya.
Nazir memberi peringatan keras bahwa tidak boleh dicampur antara lelaki dan perempuan, apalagi bukan muhrim dalam penyelenggaraan mandi balimau yang mulai dilaksanakan pada sepekan ini.
Kepada pemerintah kabupaten/kota di Riau yang menjadi sponsor atas pelaksanaan tradisi iven mandi balimau, supaya lokasi untuk wanita dan pria dipisahkan.
"Kami hanya ingin mencegah maksiat kemungkinan bisa terjadi atas pengaruh syaitan. Jangan sampai, kita bergembira sambut datangnya Ramadan, malah ternodai dengan perbuatan maksiat," ucap mantan rektor Universitas Islam Sultan Syarif Kasim.
Tengku Ubaidillah, budayawan Melayu mengaku, menjelang sepekan datangnya bulan suci Ramadan, biasanya masyarakat di berbagai kabupaten/kota di Riau melakukan tradisi mandi balimau.
"Tradisi itu terjaga hingga kini. Hanya namanya saja yang berbeda seperti mandi balimau umumnya. Kalau di Pelalawan namanya sultan balimau, sedangkan di Pekanbaru bernama petang megang," ucapnya.
Berita Lainnya
Pemerintah diminta alokasikan anggaran khusus untuk cetak pebisnis pribumi
03 July 2024 9:29 WIB
MUI nilai penyelenggaraan ibadah haji 2024 lebih baik dari tahun sebelumnya
20 June 2024 9:59 WIB
MUI minta ICC untuk tidak ragu dalam menangkap PM Benjamin Netanyahu
03 May 2024 11:44 WIB
MUI: Tradisi Lebaran Ketupat tidak bertentangan dengan Islam
19 April 2024 15:56 WIB
MUI ajak umat Islam untuk isi Ramadhan dengan berbagai kebaikan
02 March 2024 12:04 WIB
Ketua MUI imbau masyarakat jaga suasana kondusif jelang pencoblosan pemilu
13 February 2024 13:43 WIB
MUI: Putusan ICJ ke Israel merupakan langkah penting secara hukum internasional
27 January 2024 17:01 WIB
MUI dan Polda Riau sepakat jaga keamanan jelang pemilu
19 January 2024 19:00 WIB