Fokus Ekonomi: Daya Beli Petani Holtikultura Riau Turun, Ini Penyebabnya

id fokus ekonomi, daya beli, petani holtikultura, riau turun, ini penyebabnya

Fokus Ekonomi: Daya Beli Petani Holtikultura Riau Turun, Ini Penyebabnya

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik Riau mencatat selama April 2016 nilai tukar petani untuk subsektor hortikultura tercatat sebesar 94,70 persen atau mengalami penurunan sebesar 0,09 persen dibanding Maret 2016 tercatat 94,79 persen.

"Penurunan terjadi akibat indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,56 persen, relatif lebih besar dibandingkan penurunan indeks harga yang harus dibayar petani sebesar 0,47 persen," kata Kepala BPS Riau, Mawardi Arsad di Pekanbaru.

Menurut Mawardi, turunnya indeks harga yang diterima petani disebabkan turunnya indeks harga kelompok sayur-sayuran dan tanaman obat masing-masing sebesar 2,67 persen dan 0,72 persen khususnya cabai merah, cabai rawit, kacang panjang, ketimun dan lainnya.

Sedangkan indeks harga yang dibayar petani yang juga mengalami penurunan itu lebih disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,48 persen khususnya bensin, cabai merah, beras, cabai rawit dan lainnya.

"Justru untuk indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) tercatat sebesar 0,37 persen khususnya bensin, solar, keranjang dan lainnya," katanya.

Nilai tukar petani --yang diteliti pada sepuluh kabupaten-- itu berasal dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.

Nilai ini merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan atau dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani.

"Semakin tinggi nilai tukar petani maka dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik," katanya.