Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru meminta aparat agar mewaspadai potensi kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) terutama gambut di Provinsi Riau pada pekan ketiga Mei 2016 ini.
"Kita saat ini sedang masuki musim pancaroba atau berubah-ubah tidak menentu sampai pertengahan Mei. Tapi pekan ketiga telah masuk musim kemarau," papar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru Slamet Riyadi di Pekanbaru, Selasa.
Sampai pertengahan Mei tahun ini, kata dia, diperkirakan hujan bakal sering mengguyur provinsi dengan julukan Bumi Lancang Kuning yang terdiri dari 12 kabupaten/kota.
Pihaknya memprediksi tahun ini bakal terjadi gejala La Nina atau gangguan iklim diakibatkan temperatur suhu permukaan laut terutama di Samudera Pasifik mengalami penurunan.
Lazimnya terjadi La Nina, maka bakal menyebabkan sering terjadi hujan di daerah pasifik seperti Indonesia, Malaysia, dan bagian Utara Australia terutama pada saat musim kemarau.
"Kondisi itu mengakibatkan, curah hujan jadi turun lebih banyak termasuk di wilayah Riau dan berbagai provinsi di Indonesia. Walaupun begitu, tetap harus diwaspadai karlahut terutama gambut di wilayah pesisir Riau," katanya.
Slamet menegaskan, kondisi La Nina diprediksi bakal berlangsung untuk wilayah di Provinsi Riau sampai pada pertengahan Mei tahun ini dan setelah itu kembali memasuki musim kemarau.
"Seperti itu siklus cuaca di Riau untuk tahun ini bahwa La Nina terjadi sampai pertengahan Mei. Setelah itu, baru kembali masuki musim kemarau," ujarnya.
Pemprov Riau pada bulan lalu atau tepatnya 7 Maret 2016, telah menetapkan status siaga darurat Karlahut, sebagai upaya mempercepat pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang berlaku dalam tiga bulan ke depan.
"Beberapa kabupaten/kota di Riau sudah tetapkan status siaga darurat kebakaran lahan, maka kita mengakomodirnya untuk disampaikan ke pusat," kata Pelaksana Tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman.