Pekanbaru, (Antarariau.com) - Kementerian Komunikasi dan informatika menggelar literasi Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) bagi komunitas perempuan di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, guna meningkatkan pengetahuan dibidang teknologi.
"Kami ingin semua perempuan itu meningkat pengetahuannya di bidang TIK agar mereka produktif secara ekonomi dan sosial," ungkap Ciput Eka Purwianti, Kepala Bidang Kesetaraan Gender dalam IPTEK Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kamis di Pekanbaru.
Ciput Eka Purwianti menerangkan saat ini literasi internet bagi perempuan di Indonesia terendah, dibandingkan kaum pria dan kaum muda termasuk anak-anak.
"Hasil survey Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (PJII) tahun 2014 menyatakan pengguna internet di Indonesia 51 persen perempuan, sisanya laki-laki," urainya.
Tetapi ini bukan berarti menandakan bahwa pengetahuan atau literasi perempuan TIK lebih tinggi.
"Justru mereka sering jadi korban informasi internet misalkan penipuan yang mengarah kepada perdagangan anak dan perempuan termasuk kejahatan seksual," tambahnya.
"Makanya perempuan perlu diliterasi, tujuannya agar tidak tertinggal dengan informasi dan tidak tertipu oleh anak-anak," urainya.
Sementara ia menilai internet memiliki ruang yang besar untuk terjadinya perdagangan anak dan perempuan serta tindakan kekerasan perempuan dan anak.
Dengan pelatihan TIK ini diharapkan perempuan bisa menambah ilmu di bidang internet, serta bisa menekan kejadian kenakalan dunia maya bagi anak dan perempuan.
"Dengan pengetahuan perempuan di bidang TIK bisa belajar bersama anak-anak sekaligus mengawasi mereka," ujarnya.
Inilah tugas Kementerian Komimfo dan Badan Litbang menyiapkan Sumber Daya Manusia di bidang TIK khusus perempuan.
Diakuinya upaya ini belum maksimal, sehingga keluhan yang dihadapi dilapangan hak akses bagi perempuan masih minim.
Pemateri lainnya dari Pusdiklat Kementerian Komimfo, Widyaiswara Utama, mengakui 80 persen anak-anak lebih fahan terhadap internet ketimbang perempuan.
Sementara perempuan di rumah tangga yang paling dekat dengan anak-anak. Mereka jangan mau dikatakan gagap teknologi (gaptek) oleh anak-anaknya.
"Jangan sampai anak-anak lebih pintar dari ibunya," ujarnya.
Selain itu pemanfataan TIK juga bisa untuk tujuan produktif bagi kaum perempuan. Agar punya keahlian bisa juga mempromosikan lewat media sosial.
"Ibu-ibu juga harus diajari jangan menggunakan media sosial hanya untuk gosip tetapi untuk hal yang positif," tuturnya.
Sekedar informasi ada 100 perempuan berasal dari berbagai organisasi mengikuti pelatihan ini. Mereka berasal dari seluruh Kecamatan se-Pekanbaru.
Kegiatan ini adalah salahsatu implementasi anggaran yang responsif gender di Kementerian Komimfo.
Berita Lainnya
Begini cara bedakan pelumas asli dan palsu agar tak salah pilih jelang mudik
28 March 2024 13:00 WIB
Kemenhub imbau masyarakat agar tak pakai sepeda motor saat mudik jarak jauh
23 March 2024 12:35 WIB
Berapa besaran dana pensiun agar masa tua tak akan susahkan anak-anak?
22 December 2023 11:31 WIB
Bawaslu RI ingatkan parpol agar tak saling rusak alat peraga kampanye
20 December 2023 14:10 WIB
Ganjar Pranowo akan kembalikan fungsi Bulog agar pangan tak diliberalisasi
19 December 2023 10:14 WIB
Sekjen Kemendagri imbau parpol agar tak libatkan ASN untuk menangkan pemilu
14 June 2023 13:26 WIB
Presiden Jokowi minta BPKP arahkan belanja K/L-Pemda agar konkret tak absurd
14 June 2023 11:13 WIB
Dirut BRK Syariah mundur, Komisi III ingatkan agar tak ganggu layanan operasional
05 June 2023 20:11 WIB