Pekanbaru, (Antarariau.com) - Panglima Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan Mayor Jenderal TNI Lodewyk Pusung mengancam akan mencopot Komandan Distrik Militer yang gagal mencegah wilayahnya dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
"Saya tuntut kamu untuk kerja keras kalau tidak mau dicopot," tegas Mayjen Lodewyk dihadapan para Komandan Distrik Militer (Dandim) se Riau yang hadir di Posko Satgas Karhutla Riau, Jumat.
Dalam kesempatan itu, Lodewyk memerintahkan kepada jajarannya untuk segera mengambil langkah cepat agar bebas dari Karhutla. "Segera petakan wilayah-wilayah yang berpotensi terbakar. Kalau wilayah-wilayah itu suda dikapling maka sudah pasti akan dibakar," ujarnya.
Ia mengancam kepada jajarannya agar melakukan pemetaan secara serius dan jangan sampai ada wilayah yang tidak masuk dalam pemetaan namun justru terbakar. "Kamu jangan mengada-ngada, kalau ini tidak bisa dilakukan, tidur saja disana," tegasnya.
Selanjutnya, ia turut meminta kepada jajarannya untuk meningkatkan kerjasama dengan Kepolisian Resor, Kepala Desa serta memanfaatkan intelijen untuk memantau wilayah masing-masing.
Selain itu, pria kelahiran Manado 55 tahun silam itu juga meminta kepada bawahannya agar mendata berapa banyak jumlah embung, kanal, serta jalan menuju wilayah berpotensi Karhutla. "Kalau kurang sampaikan, agar bersama bisa atasi," ujarnya.
Terkait wilayah "Open Access" atau lahan tak bertuan yang kerap kali menjadi sasaran oknum pelaku pembakar lahan, ia meminta agar jajarannya untuk meningkatkan patroli. "Kalau ada oknum yang berniat hendak membakar, langsung saja ditangkap," ujarnya.
Pangdam hadir di Posko Satgas Riau untuk memberikan arahan terkait pencegahan dan penanganan Karhutla. Dalam kesempatan itu, Lodewyk memaparkan tujuh konsep penanggulangan Karhutla di Riau.
Pemerintah Provinsi Riau menetapkan status siaga darurat Karhutla sebagai upaya untuk mempercepat pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada 7 Maret 2016 lalu.
Pelakasana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan langkah tersebut diambil setelah mempertimbangkan sejumlah hal seperti prediksi Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru yang menyatakan bahwa curah hujan wilayah utara Riau terus menipis.
Lebih lanjut, ia mengatakan dengan ditetapkannya status tersebut, selain memaksimalkan proses pemadaman juga dapat memaksimalkan upaya pencegahan termasuk sosialisasi ke masyarakat.