Sebulan Tak Turun Hujan, Sumur Kering, Warga Bengkalis Kesulitan Air

id sebulan tak, turun hujan, sumur kering, warga bengkalis, kesulitan air

Sebulan Tak Turun Hujan, Sumur Kering, Warga Bengkalis Kesulitan Air

Bengkalis,(Antarariau.com)- Warga Kabupaten Bengkalis mulai mengeluh karena kurangnya curah hujan di beberapa desa di daerah pesisir Provinsi Riau itu membuat mereka kesulitan air bersih untuk keperluan sehari-hari.

"Hampir sebulan di Bengkalis ini tidak turun hujan, air sumur sudah mulai menyusut dan mengering, sedangkan stok air hujan semakin sedikit," kata warga Damon, Wan Afriani di Bengkalis, Senin.

Ia mengatakan, keringnya air sumur membuat air tersebut semakin keruh dan tidak layak digunakan untuk mandi dan mencuci pakaian. "Karena mulai kering, air sumur mulai mengeruh dan sedikit berbau, air yang biasanya kita gunakan untuk mandi dan mencuci pakaian ini sudah tidak bisa digunakan lagi," katanya.

Ia mengaku, saat ini untuk mandi dan mencuci pakaian, ia terpaksa mengambil air dari kediaman orang tuanya yang tidak jauh dari rumahnya dan air tersebut juga sudah semakin menyusut.

Hal serupa juga dikeluhkan warga Desa Air Putih, Fatimah terkait mulai sulitnya air bersih untuk keperluan sehari-hari.

"Air sumur memang mulai mengering, karena beberapa minggu belakangan tidak ada lagi curah hujan disini, jika dalam dua minggu kedepan tidak ada hujan maka sumur memang benar-benar akan kering, apalagi air hujan, memang sudah habis," kata Fatimah.

Ia menjelaskan, untuk keperluan memasak setiap harinya saat ini dirinya bersama keluarga membeli air isi ulang yang seharga Rp 7 Ribu satu galonnya.

Ia mengaku, masih belum bisa masuk saluran Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di daerah itu karena perekonimiannya belum mampu.

"Mau masuk PDAM kita belum mampu, karena untuk masuk pertama itu hampir satu jutaan juga lah, jadi kita bertahan dengan air sumur galian dulu lah," katanya.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sugarin, mengatakan daerah di pesisir utara Riau mulai mengalami kemarau ekstrim sejak Februari lalu. Hujan di daerah pesisir seperti di Kabupaten Bengkalis, Kepulauan Meranti dan Rokan Hilir sangat rendah sehingga berpotensi mengakibatkan kekeringan dan kebakaran lahan gambut.

"Hujan hanya terjadi di bagian selatan dan tengah Riau," katanya.

Menurut dia, suhu udara di daerah itu cukup panas berkisar 33-35 derajat Celcius sehingga rawat terjadi kebakaran.