Pengrajin Besi di Inhil Kesulitan Regenerasi, Nilai Historis Dikhawatirkan Hilang

id pengrajin besi, di inhil, kesulitan regenerasi, nilai historis, dikhawatirkan hilang

Pengrajin Besi di Inhil Kesulitan Regenerasi, Nilai Historis Dikhawatirkan Hilang

Chaidir Adam

Tembilahan, (Antarariau.com) - Pengrajin pandai besi atau biasa disebut apar besi di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau kesulitan dalam melakukan regenerasi keahlian mereka kepada anak atau pihak lain disebabkan mereka kurang tertarik menggeluti profesi tersebut.

Rusli salah seorang pengrajin pandai besi yang membuat sabit, kapak, golok dan pisau di Tembilahan, Senin, mengatakan, dari waktu ke waktu anak muda yang mau menekuni pekerjaan tersebut sangat minim dan dikhawatirkan nantinya tidak ada lagi perajin di daerah itu.

"Anak muda lebih menyukai pekerjaan yang menggunakan pakaian seragam seperti PNS maupun pegawai perusahaan serta jenis pekerjaan yang mudah dan praktis," ujarnya.

Dia menuturkan anak muda saat ini gengsinya tinggi, tidak mau ribet dan berpenghasilan besar. "Apalagi anak muda yang lulusan sarjana atau berpendidikan tinggi tentu saja mereka gengsi jika harus bekerja sebagai pengrajin besi," katanya.

Menurunnya minat kaum muda atas hal tersebut sangat disayangkan olehnya, "Kalau generasi penerus tidak ada lagi kemungkinan kerajinan besi ini akan punah seiring perkembangan zaman," ucapnya.

Rusli yang sudah sekitar 39 menjadi pengrajin besi itu menambahkan, dirinya menjadi pengrajin bukan karena keturunan hanya saja saat itu tempat tinggalnya dekat dengan usaha tersebut sehingga dicobanya berlatih disana dan akhirnya pandai hingga jadi seperti sekarang.

Ia menjelaskan keahlian menjadi seorang pengrajin besi bisa dilatih bukan hanya dari keturunan dan mengimbau untuk kaum muda agar mau mengembangkan kerajinan ini hingga akhir zaman, "Mereka bisa jika mereka mau," ucapnya.

Rusli mengatakan pengrajin besi saat ini di dominasi oleh orang tua dan orang yang berlatar belakang pendidikan rendah yakni hanya tamatan sekolah dasar (SD), tamatan sekolah menengah pertama (SMP), sebagian ada yang tamatan sekolah menengah atas (SMA) serta ada juga yang tidak tamat SD.

Dia berharap para kaum muda mau mewarisi ilmu kerajinan besi tersebut, selain sebagai menambah penghasilan juga ada nilai budaya dan nilai historisnya. Nilai budaya dan nilai historis yang terkandung di dalamnya merupakan peninggalan nenek moyang terdahulu, oleh karena itu ia sangat berharap kepada kaum muda agar mau mengembangkannya hingga akhir zaman.

Dalam hal ini ia berharap agar pemerintah daerah atau dinas terkait mau membuat dan melakukan program-program pelatihan terkait hal tersebut, khususnya buat generasi penerus agar mau melestarikan kerajinan tersebut.