Melihat Bagarakan Pengantin Sahur, tradisi unik Ramadhan di Inhil

id Bagarakan pengantin sahur, pengantin sahur desa pulau palas, disparporabud Inhil, ramadhan

Melihat Bagarakan Pengantin Sahur, tradisi unik Ramadhan di Inhil

Salah satu pasangan pengantin yang diarak keliling kampung pada festival Bagarakan Pengantin Sahur Desa Pulau Palas, Kecamatan Tembilahan Hulu, Inhil, Minggu (31/3/2024). (ANTARA/Adriah)

Tembilahan (ANTARA) - Indragiri Hilir merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau yang memiliki banyak ragam budaya, salah satunya adalah Bagarakan Pengantin Sahur. Tradisi unik ini selalu digelar saat bulan Ramadhan.

Pengantin sahur merupakan kegiatan arak-arakan sepasang mempelai yang dikemas sedemikian menarik. Beberapa pasang pengantin yang sudah dirias lengkap dengan pakaian resepsi layaknya pengantin sungguhan diarak keliling kampung menggunakan gerobak sebagai pelaminan.

Gerobak yang digunakan untuk membawa pengantin disulap menjadi pelaminan kecil yang indah dengan hiasan bunga-bunga lengkap dengan lampu dan pernak pernik yang memberi kesan mewah. Tak lupa suara musik bernuansa islamiyang diperdengarkan sebagai hiburan sekaligus memperkuat suasana bulan suci.

Tujuan dari Bagarakan Pengantin Sahur sangatlah sederhana, yakni membangunkan dan memberikan semangat warga untuk bangun sahur pada dinihari.

Ketua pelaksana Bagarakan Pengantin Sahur Desa Pulau Palas, Tengku Said Basirun, mengatakan tradisi pengantin sahur sudah ada di Inhil sejak tahun 1960-an dan terus dilestarikan hingga saat ini.

Tradisi Bagarakan Pengantin Sahur sejatinya merupakan tradisi membangunkan warga untuk bersahur selama bulan Ramadhan. Seiring berkembangnya zaman, pengantin sahur dijadikan momen yang bertujuan memeriahkan bulan suci Ramadhan hingga akhirnya menjadi ajang perlombaan bagi masyarakat sekitar.

“Kalau pada masa itu masih tradisional dengan menggunakan lampu strongking(petromaks) dan berjalan kaki, namun sekarang makin berkembang dengan arak-arakan disertai soundsystem besar. Oleh sebab itu sekarang kita buat menjadi dua pertandingan yakni versi lama dan versi modern yang kita akan angkat,” ucap Tengku Said Basirun kepada ANTARA, Ahad.

Desa Pulau Palas, Kecamatan Tembilahan Hulu, merupakan salah satu desa yang terus melestarikan pengantin sahur. Momen tersebut merupakan momen yang sangat dinanti masyarakat.

Hal itu terlihat dari tingginya antusias masyarakat setiap tahunnya untuk ikut serta memeriahkan tradisi Bagarakan Pengantin Sahur.

Pada Ramadhan tahun ini, sebanyak 15 kelompok ikut serta memeriahkan festival Bagarakan Pengantin Sahur. Kelompok tersebut diambil dari lima dusun di Desa Pulau Palas dengan jumlah peserta tiga kelompok setiap dusunnya.

“Ke depan akan terus kita besarkan karena kegiatan ini sudah sangat dikenal tidak hanya di Desa Pulau Palas saja tapi juga se-Inhil,” tutur Tengku Said Basirun.

Penjabat Bupati Inhil Herman mengatakan BagarakanPengantin Sahur harusnya sudah masuk dalam warisan budaya tak benda Indonesia karena sudah turun temurun dan berkelanjutan sejak puluhan tahun silam.

“Ini suatu kegiatan yang memang patut kita budayakan, harus terus kita lestarikan hingga dapat masuk dalam kategori warisan budaya tak benda. Dengan catatan harus kita kemas lebih baik lagi,” tutur Pj Bupati Herman.

Pj Bupati menyambut baik kegiatan Bagarakan Pengantin Sahur. Menurutnya, kegiatan tersebut memiliki nilai budaya yang kuat tidak hanya sebagai hiburan namun juga menjadi atmosfer ajang silaturahmi di bulan Ramadhan.

Ia mengatakan akan terus memberi dukungan pelaksanaan Bagarakan Pengantin Sahur hingga menjadi ivenrutin tahunan tingkat nasional.

“Jika hari ini masih menjadi budaya lokal, selanjutnya akan diupayakan menjadi iven tahunan provinsi hingga nasional karena tradisi ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat,” tambah Herman.

Beberapa waktu belakangan terdapat perubahan dalam pelaksanaan BagarakanPengantin Sahur di Desa Pulau Palas, salah satunya adalah pemeran pengantin yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.

Berbeda dari Bagarakan Pengantin Sahur yang juga lebih dulu digelar di Desa Sungai Luar, Kecamatan Batang Tuaka yang mana sebagaimana awalnya, sepasang pengantin diperankan oleh sesama laki-laki namun satu di antaranya dirias layaknya mempelai wanita.

Meski terdapat perbedaan dalam pelaksanaannya, tidak mengubah makna filosofi kegiatan pengantin sahur sebagai bentuk hiburan untuk masyarakat.

Bagarakan Pengantin Sahur umumnya digelar mulai pukul 01.00 WIB hingga pukul 04.00 jelang santap sahur. Dalam kurun waktu tersebut, pasangan pengantin dibawa keliling kampung sebagai hiburan warga yang baru atau sudah bangun dari lelapnyatidur.