Pekanbaru, (Antarariau.com) - Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Riau menyatakan keluarga paling merasakan dampak pemutusan hubungan kerja terutama di sektor minyak dan gas bumi akibat merosotnya harga minyak dunia dan Riau sebagai penghasil migas.
"Bila terus turun, maka rasionalisasi perusahaan tidak bisa terelakan. Kalau itu terjadi PHK dialami si suami tentu akan berdampak pada keluarga seperti istri dan anak-anak," ucap Ketua IWAPI Riau, Irma Hafidah Rachman di Pekanbaru, Kamis.
Bisa maklum atas kondisi harga jual minyak dunia terus mengalami tren penurunan dalam 18 bulan terakhir dan Provinsi Riau sebagai salah satu daerah eksportir minyak ikut merasakan dampaknya.
Berdasarkan data terakhir Disnakertrans Provinsi Riau menyebutkan, sekitar 85.000 orang bekerja di sektor migas melalui sekitar 10 perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan sub kontrakror.
"Saat ini para pekerja migas tidak hanya di Riau tetapi dunia, sedang menghadapi situasi sulit. Acaman PHK atau dirumahkan oleh perusahaan migas di depan mata karena sewaktu-waktu bisa terjadi," ucap dia.
Irma mengutarakan, pihaknya sebagai pengusaha wanita mengajak kaum perempuan atau para isteri pekerja migas agar bisa lebih maju dan mengedepakan kemandirian sedini mungkin.
Hal tersebut merupakan salah satu bentuk antisipasi harus dilakukan atau istri juga bisa memberikan peran penting saat-saat seperti ini terutama dalam menjaga kestabilan perekonomian keluarga.
"Ibu-ibu bisa memulai usaha untuk bisa mendorong perekonomian keluarga. Kita bisa manfaatkan modal yang dibekali oleh perusahaan migas di tempat suami bekerja atau pijaman bank," terangnya.
Pihaknya juga meminta kepada pemerintah provinsi untuk bisa memperbaiki keadaan ekonomi di Riau karena saat ini sedang dalam kondisi belum mengembirakan dalam satu tahun terakhir.
"Pemerintah provinsi harus melirik potensi ekonomi lain secara cepat, terutama dengan berdayakan perempuan termasuk para isteri agar mereka bisa menambah penghasilan si suami," sebut Irma.
Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja Disnakertrans Provinsi Riau, Ruzaini mengaku, pihaknya belum terima surat PHK di industri hulu migas itu terutama dari PT Chevron Pacific Indonesia digadang-gadang bakal memberhentikan pekerja secara masal.
"Belum ada. Kami belum terima surat PHK dari Chevron sebagai perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja paling besar di Riau untuk sektor migas," katanya.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan pihaknya telah mendapat laporan dari Chevron terkait rencana perusahaan itu melakukan sedikitnya 1.200 orang karyawan di Indonesia akan diberhentikan.
"Nah, yang besar ini Chevron (jumlah karyawan di PHK). Itu (Chevron) sudah ajukan 1.200 orang," ujar Kepala SKK Migas, Amein Sunaryadi.
Berita Lainnya
Presiden Jokowi sebut 29 perusahaan Singapura antusias berinvestasi di IKN Nusantara
29 April 2024 13:10 WIB
Pertamina dan perusahaan migas asal Italia Eni SpA teken kerja sama pengelolaan hulu migas
20 April 2024 10:24 WIB
Banyak kesalahan umum saat praktik CSR, Jefry Noer ingatkan perusahaan di Riau
19 April 2024 13:22 WIB
PT NPM tetap garap lahan, warga Olak kembali datangi Kantor Bupati Siak
18 April 2024 19:29 WIB
Kiat-kiat untuk mempersiapkan diri dalam berkarier di perusahaan terbaik
16 April 2024 16:21 WIB
Protes lahan tetap ditanami akasia, warga Olak hadang perusahaan
08 April 2024 19:11 WIB
Hakim vonis bersalah terdakwa perusuh aset perusahaan negara di Kampar
29 March 2024 17:59 WIB
Masyarakat Olak Sungai Mandau tolak lahan 285 ha dikerjasamakan dengan perusahaan
27 March 2024 17:18 WIB