Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pelaksana tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, mengatakan pihaknya pada 2016 bertekad mempercepat pembangunan pariwisata berbasis budaya.
"Sebab potensinya ada, dan sejumlah objek wisata di daerah ini cukup bagus yang diyakini bisa mendongkrak pendapatan asli daerah," kata Arsyadjuliandi Rachman di Pekanbaru, Selasa.
Arsyadjuliandi Rachman mengatakan itu ketika membuka seminar Ekonomi Indonesia 2015 dan "outlook 2016, memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN" digelar KADIN Riau bekerja sama dengan Bank Riau Kepri.
Pada acara diikuti 300 peserta itu, sekaligus digelar penandatanganan naskah kerja sama pengembangan UKM dan Koperasi, antara Kadin dan Bank Riau Kepri.
Menurut dia, kebijakan percepatan pembangunan pariwisata tersebut juga didorong oleh persoalan menurunnya pendapatan dana bagi hasil (DBH) atas sektor perkebunan dan migas, sementara dua sektor ekonomi utama itu juga mengalami penurunan disisi harga dan produksi.
"Kondisi ekonomi Riau pada triwulan I-III terpengaruh negatif akibat turunnya sektor sawit dan migas, padahal 50 persen penduduk Riau tingkat kesejahteraannya tergantung pada perkebunan," katanya.
Ia memandang sepanjang tahun 2015, sektor perkebunan khususnya sawit dan migas mengalami penurunan sehingga paling tepat kita mengambil kebijakan mengembangkan pariwisata.
Karena itu, pembangunan pariwisata, berdampak ganda dan seluruh sektor perekonomian jalan, mulai dari hotel, restoran, penerbangan dan UKM.
"Bahkan sejalan dengan kebijakan pemerintah yang menargetkan pemasukan devisa sebesar 40 miliar Dolar AS/tahun dengan kunjungan turis sebanyak 30-32 juta/tahun itu, maka Riau pun akan bergiat sama," katanya.
Paling tidak, katanya, Riau akan mematok target 12 miliar dolar AS saja, dengan kunjungan 10 juta turis/tahun dan ini optimistis tercapai apalagi dengan masuknya MEA tahun 2016, setidaknya bisa diraih dua persen saja dari 600 juta penduduk ASEAN.
"Oleh karena itu, Bank Riau Kepri hendaknya bisa menurunkan suku bunga kredit bagi UMKM menjadi 9 persen saja atau 7 persen, guna memudahkan UMKM mengembangkan produktivitas usaha mereka," katanya.