Hunian Hotel Turun Tajam Akibat Asap

id hunian hotel, turun tajam, akibat asap

Hunian Hotel Turun Tajam Akibat Asap

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Tingkat hunian hotel di Provinsi Riau menurun tajam mencapai sekitar 40 persen lebih, akibat kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dalam tiga bulan terakhir.

"Saat ini, banyak pemilik hotel dan restauran yang sudah atau bakal merumahkan karyawan karena terus alami kerugian besar akibat sepinya tamu," papar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Riau, Ondhi Sukmara di Pekanbaru, Selasa.

Ondi mengaku, tidak jarang pemilik hotel dan restauran di Provinsi Riau seperti di Kota Pekanbaru dan Kota Dumai mengadu kepada pihaknya karena terus merosot tingkat hunian hotel atau sepinya kunjungan di restauran tempatnya berusaha.

Saat ini jumlah anggota PHRI Riau sekitar 105 anggota, sebagian besar berada di Pekanbaru dan Dumai mulai dari hotel bintang satu dan lima. Jumlah hotel di Riau sekitar 150 unit dengan 2.300 kamar, sedangkan untuk wilayah di Riau sekitar 6.000 kamar.

Sedangkan jumlah tenaga kerja di organisasi sektor jasa penginapan dan restoran di provinsi itu seperti di Kota Pekanbaru saja, sekitar 5.250 orang dari 25 hotel berbintang dan nonbintang berjumlah sekitar 50 lebih di daerah tersebut.

"Tidak ada pilihan lain kecuali membujuk mereka untuk bertahan dulu. Sebab karyawan itu menggantungkan hidup serta keluarganya dari hotel. Saya sarankan agar mereka "dirumahkan" dulu dan tidak langsung pemutusan hubungan keja. Semoga situasi ini, bisa cepat pulih," katanya.

Menurut ia, dampak penuruan tingkat hunian hotel sangat terasa bagi mereka atau hotel-hotel bintang yang hanya sediakan fasilitas menginap atau kamar hotel saja.

"Bagi hotel bintang satu sampai lima, mereka sediakan fasilitas hiburan, sehingga keuangan mereka masih bisa sedikit terbantu dari kunjungan tamu pada dunia hiburan," terang Ondhi.

Bank Indonesia (BI) menyatakan kabut asap kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau berdampak negatif luar biasa terhadap perekonomian daerah, khususnya kepada tujuh sektor usaha yang terkena imbas langsung.

"Kami hanya menyempitkan ke tujuh sektor yang dinilai lebih mewakili karena langsung terkena dampak kabut asap," kata Deputi Kepala Perwakilan Kantor BI Provinsi Riau, Irwan Mulawarman.

Tujuh sektor itu antara lain sektor transportasi, sektor jasa pengiriman, sektor perdagangan, penyedia akomodasi jasa makan dan minuman, sektor jasa pendidikan dan kesehatan, sektor perkebunan, konstruksi dan propert, dan sektor perbankan.

Ia mengatakan kajian itu merupakan hasil survei cepat terhadap pelaku usaha di Pekanbaru dan Dumai selama September hingga 1 Oktober 2015 dengan responden terdiri dari perusahaan, pemerintah daerah serta asosiasi pelaku usaha.

Usaha perhotelan mengalami penurunan occupancy rate atau tingkat hunian sebesar 20 persen untuk hotel berbintang empat dan lima, serta penurunan lebih dari 40 persen untuk hotel bintang tiga ke bawah.

"Selain itu, terganggu pasokan barang-barang ke hotel karena turunnya kinerja usaha pemasok kebutuhan hotel lebih dari 40 persen, termasuk kinerja hotel dan usaha turunan. Mereka berpotensi merumahkan pegawai di toko dan penyedia oleh-oleh yang ujungnya adalah tingkat pengangguran bisa meningkat," kata Irwan.