Jakarta, (Antarariau.com) - Indonesia memerlukan sejumlah pelabuhan berskala internasional di pulau-pulau besar sebagai sarana transportasi laut pengiriman produk hasil ekspor berbagai daerah, kata Guru Besar Universitas Indonesia Bidang Hukum Internasional Melda Kamil Ariadno.
"Dengan demikian, produk yang dihasilkan oleh Indonesia, baik barang maupun produk perikanan, dapat segera dilayani dan dikirim langsung ke berbagai belahan dunia," kata Prof. Melda Kamil dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Sabtu.
Melda mengatakan bahwa kebutuhan pelabuhan internasional tersebut, antara lain di wilayah barat Sumatera, barat dan timur Kalimantan, utara Sulawesi, utara Papua, selatan Jawa, selatan Bali, dan selatan Nusa Tenggara.
Dalam pidatonya yang berjudul "Tantangan Indonesia sebagai Negara Kepulauan Terbesar untuk Menjadi Poros Maritim Dunia", Melda mengungkapkan seharusnya Indonesia tidak perlu lagi mengirimkan hasil produk ke Singapura terlebih dahulu sebelum dikapalkan ke seluruh dunia.
"Tanpa harus melalui Singapura, Indonesia hanya menjadi "feeder" dari Singapura saat ini," ujar Melda.
Menurut dia, Indonesia harus berhasil menciptakan rencana pembangunan di semua kawasan serta tidak hanya memusatkan pembangunan di Pulau Jawa.
"Tidak hanya di barat, tetapi di timur. Dengan demikian, akan tercipta lalu lintas perdagangan laut yang timbal balik sehingga harga-harga bahan pokok akan bisa merata di seluruh Indonesia," jelas Melda.
Selama ini, lanjut dia, tidak ada timbal balik antara pulau-pulau di Indonesia dalam hal pasokan bahan baku.
Untuk mendukung salah satu pilar poros maritim dengan pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim, Melda juga merekomendasikan agar Indonesia dapat mengamankan wilayah lautnya sehingga tidak lagi dicap "black spot" dalam pelayaran internasional.
"Banyaknya perompak bersenjata di wilayah perairan Indonesia telah mengakibatkan tingginya biaya asuransi barang yang diangkut dari dan ke Indonesia. Hal ini mengakibatkan tingginya harga barang tersebut," jelas Melda.
Berita Lainnya
Pakar: Ekonomi Indonesia tak terdampak signifikan oleh konflik Iran-Israel
15 April 2024 14:14 WIB
Pakar sebut kendaraan listrik punya potensi besar di Indonesia
20 February 2024 16:24 WIB
Indonesia jadi tuan rumah pertemuan pakar antariksa Asia-Pasifik
07 June 2023 16:53 WIB
Pakar: Kunjungan Presiden Jokowi ke IKN Nusantara bagian dari visi Indonesia 2045
22 February 2023 14:01 WIB
Pakar: Layanan digital Pos Indonesia dinilai miliki potensi ekonomi besar
07 February 2023 15:39 WIB
Pakar sejarah gaungkan Sumatera Utara sebagai pelopor pers di Indonesia
09 December 2022 12:11 WIB
Pakar pertanian: Saatnya Indonesia bangun ketahanan pangan secara berkelanjutan
06 October 2022 13:14 WIB
Pakar ungkap ketertarikan Turki beli vaksin Nusantara dari Indonesia
25 August 2021 13:36 WIB