Kasus DBD Di Bengkalis Meningkat

id kasus dbd, di bengkalis meningkat

Kasus DBD Di Bengkalis Meningkat

Bengkalis, (Antarariau.com) - Dalam satu bulan selama September 2015 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat signifikan dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu yang hanya terdapat beberapa kasus di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.

"Selama September ini, di daerah kabupaten Bengkalis, Dinas Kesehatan menangani sebanyak 22 kasus demam berdarah dengue," kata Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Lingkungan, Irawadi, Rabu.

Ia mengatakan, bahwa kasus DBD di daerah Kabupaten Bengkalis terjadi peningkatan yang signifikan, terlebih di tengah terjadinya kabut asap yang melanda Bengkalis.

"Dengan kondisi kabut asap yang terjadi seperti sekarang ini seharusnya kasus DBD menurun, namun dengan kondisi udara seperti ini kasus DBD semakin meningkat," kata Irawadi.

Dijelaskannya, saat ini pihak Dinkes hampir setiap hari melakukan pengasapan di area terdampak karena meningkatnya kasus DBD di kabupaten berjuluk negeri junjungan tersebut.

Selain melakukan fogging, Dinkes juga terus menggencarkan melakukan penyuluhan terkait DBD ini.

Menurut Irawadi, nyamuk aedes Aegypti atau nyamuk penyebar penyakit ini mempunyai kebiasaan mengisap darah berulang kali dalam satu siklus gonotropik, untuk memenuhi lambungnya dengan darah. Dengan demikian nyamuk ini sangat efektif sebagai penular penyakit.

"Setelah mengisap darah, nyamuk akan hinggap di dalam atau di luar rumah berdekatan dengan tempat perkembangbiakannya, dan biasanya di tempat yang agak gelap dan lembab, untuk menunggu proses pematangan telurnya," katanya.

Untuk itu, ia berharap warga di daerah itu meningkatkan lagi kebersihan sekeliling rumah agar tidak menjadi sarang nyamuk aedes aegypti atau nyamuk penyebab demam berdarah ini.

"Lakukan 3 M yakni menguras bak mandi, vas dan tempat penampungan air minimal 1 minggu sekali. Menabur bubuk abate atau altosid pada tempat-tempat penampungan air yang sulit dikuras, selanjutnya menutup rapat-rapat tempat penampungan air, atau memelihara ikan di tempat-tempat penampungan air dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air," katanya.

Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2015

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.