Kasus DBD di Meranti meningkat, masyarakat diminta waspada

id Kasus DBD di Meranti ,Demam Berdarah Dengue,DBD,Dinas Kesehatan Meranti

Kasus DBD di Meranti meningkat, masyarakat diminta waspada

Petugas kesehatan melakukan fogging di salah satu pesantren di Kabupaten Kepulauan Meranti untuk memutuskan perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti, Rabu (26/2/2025). (ANTARA/HO-Dinas Kesehatan Meranti)

Selatpanjang (ANTARA) - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kepulauan Meranti mulai mengancam masyarakat, karena telah mengalami peningkatan dari tahun 2024 lalu.

Dari data yang diterima dari Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, jumlah penderita hingga Rabu (26/2/2025) sudah mencapai 12 orang. Di mana hingga akhir Februari 2024 jumlah penderita DBD hanya 6 kasus.

"Memang, jika dibandingkan data per bulan Februari tahun lalu, terjadi peningkatan," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, Muhammad Fahri melalui Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Widya Nengsih, Rabu.

Dia mengungkapkan bahwa siklus hujan yang tidak menentu menjadi salah satu penyebab. Termasuk juga karena masih minimnya kesadaran masyarakat dalam menjaga dan membersihkan lingkungan.

"Peningkatan ini, salah satunya siklus hujan yang tak menentu dan lingkungan. Sehingga nyamuk Aedes Aegypti mudah bersarang dan berkembang. Untungnya juga belum ada korban jiwa," ungkapnya.

Widya merincikan dari 12 kasus DBD per 26 Februari Tahun 2025, sebanyak 8 kasus di bulan Januari dan 4 kasus di bulan Februari.

"Kasus di bulan Januari sebanyak 4 kasus dari wilayah kerja Puskesmas Selatpanjang, 1 kasus dari Puskesmas Alahair dan 3 kasus dari Puskesmas Alai. Sedangkan di bulan Februari, 2 kasus dari Puskesmas Selatpanjang dan 2 kasus lagi dari Puskesmas Alahair," jelasnya.

Seluruh kasus DBD tahun ini, lanjut Widya sudah dilakukan Penyelidikan Epidemiologi(PE). Tak hanya itu, pihaknya juga telah melakukan upaya fogging untuk membunuh nyamuk penyebab DBD.

"Kita memberikan bubuk abate kepada masyarakat, serta mengajak masyarakat melalui perangkat kecamatan, desa dan puskesmas untuk mensosialisasikan pencegahan DBD kepada masyarakat," terangnya.

Menurutnya, masyarakat harus bisa mencegah melalui upaya 3 M plus yakni, mengubur kaleng bekas yang bisa jadi wadah menampung air, menutup rapat tempat penampungan air dan membersihkan secara rutin tempat penampungan air.

Meski melakukan upaya tersebut, tidak lupa juga agar menggunakan lotion anti nyamuk, kelambu dan memanfaatkan ikan pemakan jentik di tempat penampungan air bersih.

"Kita terus melakukan imbauan kepada masyarakat supaya bisa terhindar dari DBD dan mencegah secara bersama. Bagi masyarakat yang membutuhkan bubuk abate bisa meminta kepada seluruh puskesmas dan fasilitas kesehatan masyarakat lainnya secara gratis," terang Widya.