Pekanbaru, (Antarariau.com) - Asosiasi Perusahaan Agen Penjual Tiket Indonesia (Astindo) Riau menilai maskapai ramai-ramai kurangi frekuensi terbang dari dan menuju Pekanbaru merupakan solusi menguntungkan, ditengah asap kebakaran hutan dan lahan di Sumatera.
"Satu sisi, permintaan tiket masuki musim sepi. Sementara, asap saat ini selimuti bandara di Pekanbaru dan maskapai ramai-ramai kurangi terbang merupakan solusi untung," ujar Sekretaris Astindo Provinsi Riau, Wendy Yolanda Pasaribu di Pekanbaru, Rabu.
Menurut dia, sejak kabut asap melanda wilayah udara di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau pada awal September tahun ini, maka terutama pada pagi hari praktis tidak ada pesawat yang mendarat di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II.
Seperti pada Senin (14/9), tercatat 72 dari total 74 penerbangan reguler terjadual di bandara setempat terpaksa dibatalkan, baik rute domestik atau internasional karena asap menutupi wilayah sekitar bandara dan menganggu aktifitas penerbangan.
Lalu pada Selasa, (15/9), otoritas Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II mencatat sebanyak 63 dari total 66 penerbangan reguler dari dan menuju Pekanbaru dibatalkan akibat asap karena jarak pandang jadi turun dan berada di bawah standar minimal pendaratan 1.000 meter.
"Kalau cuaca normal di tengah kabut asap, lazimnya maskapai melakukan "landing" dan "take off" siang hari atau di atas pukul 13.00 WIB. Namun dua hari terakhir banyak "cancel" atau sama seperti Jumat (4/9) lalu, karena jarak pandang tergolong parah," katanya.
Akibat dari kondisi itu, lanjut dia, rata-rata maskapai yang memiliki frekuensi terbang tergolong banyak seperti Garuda Indonesia tujuh kali sehari pulang pergi mengurangi dengan memudurkan jadwal terbang menjadi siang hari di atas jam 12.00 WIB.
"Ini dilakukan agar "delay" tidak telalu panjang. AirAsia juga gitu, dimurdurkan ke sore hari penerbangan tujuan Bandung. Jadi, tidak ganggu rute penerbangan lain suatu maskapai," ucap Pasaribu.
PT Angkasa Pura (AP) II Cabang Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru menyebut, saat ini rata-rata maskapai mengubah jadwal terbang karena asap menyelimuti wilayah itu akibat kebakaran lahan dan hutan di Sumatera.
"Sejak 2 September lalu, sebagian besar maskapai reschedule (ubah jadwal) terbang dari pagi jadi siang hari," papar Kepala Divisi Pelayanan dan Operasi AP II Cabang Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Hasturman Yunus
Berdasarkan data Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru menyebutkan, setiap hari tidak kurang dari 60 kali pesawat terbang melakukan aktivitas landing atau pendaratan dan take off atau lepas landas.
Aktivitas penerbangan itu dilakukan oleh 11 maskapai baik rute domestik dan internasional seperti Lion Air, Garuda Indonesia, Batik Air, Indonesia AirAsia, Citilink, Susi Air, Silk Air, AirAsia, Firefly, Sriwijaya Air dan Malindo Air.
Berita Lainnya
Astindo: Maskapai Di Pekanbaru Kurangi Frekuensi Terbang
29 January 2015 16:15 WIB
ASTINDO: Maskapai Di Pekanbaru Masuki Musim Sepi
13 January 2015 19:39 WIB
Astindo: Pemerintah Lebih Berpihak Maskapai Dibanding Travel
14 July 2014 9:45 WIB
Astindo Sarankan Maskapai Wajib Buka Kantor Perwakilan
10 July 2014 11:10 WIB
Astindo: Persaingan Maskapai Cenderung Tidak Sehat
08 July 2014 14:51 WIB
Astindo Imbau Anggotanya Tidak Deposit Dua Maskapai
09 February 2014 19:20 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB